Tasmalinda
Rabu, 29 Oktober 2025 | 15:45 WIB
fenomena fotografer jalanan di Palembang [sumber: dari media x]
Baca 10 detik
  • Warga ini mengaku istrinya difoto diam-diam oleh fotografer jalanan saat berolahraga di Palembang.

  • Peristiwa itu memicu perdebatan soal etika fotografi dan batas privasi di ruang publik.

  • Netizen menilai fenomena fotografer jalanan perlu diatur agar tidak mengganggu kenyamanan warga.

SuaraSumsel.id - Warganet dibuat heboh setelah viral cerita seorang warga Jakarta yang bercerita mengenai istrinya difoto diam-diam oleh fotografer jalanan saat berolahraga di ruang publik Kota Palembang. Kisah itu menyebar luas di media sosial, memicu perdebatan tentang etika fotografi di ruang publik dan batas antara karya seni dengan pelanggaran privasi.

"Sabtu lalu saya terkejut dengan banyaknya fotografer di kota ini. Rasanya di Jakarta juga ada tp yg ini luar biasa. Creepy banget. Dan tidak nyaman. Saya tidak ingin menjudge mereka. Ekonomi lagi sulit. Tapi saya juga merasa perlu ada diskursus terbuka,” tulis pria tersebut dalam unggahan di media sosialnya yang langsung viral.

Unggahansontak ramai dibahas pengguna, terutama di platform X (Twitter) dan Instagram. Banyak yang mengaku baru tahu bahwa fenomena fotografer jalanan atau street photography kini makin marak di Palembang, bahkan di lokasi yang ramai warga beraktivitas seperti area pedestrian, taman kota, dan car free day.

Dalam unggahannya, pria tersebut menyebut bahwa di Jakarta ia jarang menemui situasi serupa. Ia mengaku terkejut karena para fotografer terlihat saling berebut momen tanpa memperhatikan kenyamanan orang di sekitarnya.

Kejadian itu kemudian memicu diskusi hangat di kolom komentar. Ada netizen membela fotografer jalanan dengan alasan mereka “hanya ingin mengabadikan momen”, tapi banyak pula yang menilai perilaku tersebut sudah melewati batas etika sosial.

Etika Fotografi di Ruang Publik Dipertanyakan

Fenomena fotografer jalanan sebenarnya bukan hal baru. Namun, tanpa batas etika yang jelas, kegiatan ini mulai memunculkan keresahan warga. Banyak yang khawatir hasil foto bisa disalahgunakan, apalagi di era media sosial di mana gambar pribadi mudah tersebar luas tanpa seizin pemilik wajah di dalamnya.

Kisah viral ini juga memunculkan kekhawatiran baru yakni penggunaan kamera digital canggih dan teknologi AI (Artificial Intelligence) yang bisa mengenali wajah seseorang secara otomatis. Beberapa pengguna internet menyoroti risiko penyalahgunaan foto untuk pembuatan profil palsu, konten manipulatif, hingga deepfake.

Fenomena ini pun mendorong seruan agar pemerintah daerah dan komunitas fotografi di Palembang membuat pedoman etika pemotretan di ruang publik. Beberapa komunitas bahkan menyatakan siap membantu mengedukasi fotografer agar lebih menghormati kenyamanan orang lain.

Baca Juga: Warga Palembang Wajib Tahu! Ini Jadwal Lengkap Pemadaman Listrik Dua Hari ke Depan

Kisah viral “istri difoto tanpa izin” ini membuka mata banyak orang bahwa ruang publik bukan berarti bebas dari batas privasi.

Fenomena fotografer jalanan di Palembang kini menjadi cermin bahwa di era digital dan teknologi canggih, etika dan rasa hormat masih menjadi lensa paling penting sebelum menekan tombol kamera.

Load More