Tasmalinda
Sabtu, 18 Oktober 2025 | 23:37 WIB
Ilustrasi suhu bumi dengan matahari terik.
Baca 10 detik
  • BMKG mencatat suhu udara di Indonesia mencapai hingga 37,6°C dan diprediksi bertahan sampai awal November 2025.

  • Penyebab utama cuaca panas ekstrem adalah posisi Matahari tepat di atas Indonesia dan langit cerah tanpa awan.

  • Masyarakat diminta menghindari sinar matahari langsung, memakai pelindung, dan menjaga hidrasi tubuh.

SuaraSumsel.id - Belakangan ini, banyak warga di berbagai kota Indonesia mengeluhkan cuaca yang terasa semakin menyengat, bahkan di pagi hari.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu udara di sejumlah wilayah kini mencapai hingga 37,6°C, dengan rata-rata harian sekitar 35°C.

Fenomena ini disebut sebagai cuaca panas ekstrem, dan diperkirakan akan bertahan hingga awal November 2025.

BMKG menjelaskan, kondisi panas ekstrem ini disebabkan oleh posisi semu Matahari yang kini berada tepat di atas wilayah Indonesia.

Faktor lain seperti langit yang cerah dan minimnya awan turut membuat sinar matahari terasa lebih terik, karena tidak ada penghalang alami yang memantulkan panas.

“Saat ini posisi Matahari memang sedang melintas di atas Indonesia bagian tengah. Cuaca panas seperti ini wajar, tapi tetap perlu diwaspadai dampaknya bagi kesehatan,” kata Deputi Klimatologi BMKG dalam keterangannya.

Beberapa kota besar menjadi wilayah paling terdampak cuaca panas kali ini. Di antaranya Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, hingga Palembang, dengan suhu siang hari berkisar 35–37°C.

Bahkan di beberapa wilayah perkotaan, suhu permukaan aspal dan dinding gedung tercatat bisa mencapai lebih dari 45°C.

Warga mengaku merasa cepat lelah, kulit terasa terbakar, dan sulit tidur akibat suhu malam yang tetap tinggi.

BMKG Imbau Warga Waspada dan Tetap Terhidrasi

Baca Juga: Lulusan Tambang dan Perminyakan Masih Diburu? Ini Peluang Karier di Sumsel 2027

BMKG mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan efek panas ekstrem, terutama bagi anak-anak, lansia, dan pekerja luar ruangan.

  • Warga disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari langsung antara pukul 10.00–16.00
  • Menggunakan pelindung diri seperti topi, payung, kacamata hitam, dan sunscreen
  • Banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi
  • Mengurangi aktivitas berat di luar ruangan pada jam-jam panas puncak


“Kondisi panas yang terus-menerus dapat memicu kelelahan, heatstroke, dan dehidrasi. Tetap jaga asupan cairan tubuh,” imbau BMKG.

Di media sosial, tagar #CuacaPanas dan #BMKG menjadi trending.

Banyak warganet membagikan video termometer yang menunjukkan suhu ekstrem di siang hari, hingga momen lucu seperti es krim yang langsung meleleh begitu keluar dari kulkas.

“Keluar rumah lima menit aja udah kayak di oven,” tulis salah satu warganet dari Surabaya.

Ada pula yang berseloroh, “Matahari lagi lembur nih, panasnya sampai ke hati.”

Load More