SuaraSumsel.id - Siapa yang tidak mengenal gajah? Satwa bertubuh raksasa dengan belalai panjang dan gading megah ini telah menjadi ikon dunia sejak ribuan tahun lalu.
Namun, di balik pesona dan simbol kemuliaannya, gajah khususnya gajah sumatera, sedang menghadapi ancaman yang besar.
Pada 2025, terbit buku “Kisah Gajah Sumatera: Liputan Jurnalistik Mongabay Indonesia” yang menghimpun 44 artikel yang menyusuri jejak panjang interaksi manusia dengan gajah dari masa prasejarah hingga era modern.
Peluncuran dan diskusi buku ini digelar bertepatan dengan Hari Gajah Sedunia, Selasa 12 Agustus 2025 lalu, di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang.
Dengan tiga narasumber yakni Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Kristanto Januardi, Kaprodi MPI FITK UIN Raden Fatah Palembang, Dr. Arwan, M. Pd.I dan Jurnalis Mongabay Indonesia, Taufik Wijaya.
Salah satu penulis buku dan narasumber, Taufik Wijaya menyebutkan jika buku ini mendokumentasikan bagaiman Gajah Sumatera juga memiliki sejarah panjang dengan masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel).
Relief gajah di Candi Borobudur dan catatan sejarah Sriwijaya hingga Kesultanan Aceh menunjukkan bahwa gajah pernah menjadi bagian dari kebudayaan, militer, hingga simbol kekuasaan.
Hal juga digambarkan oleh Kristanto dalam paparannya bahwa manusia di Sumatera, khususnya di Sumatera Selatan, sudah memiliki hubungan dengan gajah sejak pra sejarah.
"Buktinya dari tinggalan arca, hingga topomini wilayah," katanya.
Baca Juga: Pekan QRIS Nasional 2025 di Sumsel: Naik LRT Cuma Rp80, Hadiah & Promo Bertebaran
Jejak Panjang Gajah di Nusantara
Penelusuran dalam buku ini membawa pembaca mundur jauh ke masa 2.500–1.500 SM, saat pahatan batu di Pasemah, Sumatera Selatan, menggambarkan gajah berdampingan dengan manusia, bahkan ditunggangi oleh sosok yang mengenakan helm dan baju zirah.
Jejak fosil nenek moyang gajah, Stegodon, juga ditemukan di berbagai situs arkeologi Jawa, membuktikan bahwa gajah pernah hidup berdampingan dengan manusia purba di Nusantara.
Relief gajah di Candi Borobudur dan catatan sejarah Sriwijaya hingga Kesultanan Aceh menunjukkan bahwa gajah pernah menjadi bagian dari kebudayaan, militer, hingga simbol kekuasaan.
Memasuki era modern, kisah gajah berubah drastis.
Di tengah laju deforestasi dan ekspansi perkebunan, gajah kerap dianggap hama atau ancaman. Habitat yang tersisa pun terfragmentasi, meski telah ada taman nasional, hutan lindung, atau suaka margasatwa.
Tag
Berita Terkait
-
Wanita Hamil di Banyuasin Tewas Terinjak Gajah Saat Sedang Menyadap Karet
-
Harmoni Manusia Dan Gajah Sumatera Lanskap Padang Sugihan Dikampanyekan Dengan Komik Strip
-
Taufan, Anak Gajah Sumatera 4 Tahun Mati di Pusat Konservasi Way Kambas
-
Sumsel Bentuk Tim Penyelamatan Gajah Sumatera Agar Tetap di Habitat
-
Rajut Keharmonisan Gajah Sumatera Dan Manusia Lewat Dongeng Dan Film
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Kapal Terbakar di Sungai Musi, Warga Panik Menyaksikan dari Jembatan Musi IV
-
Bukan Sekadar Filter! 5 Aplikasi Edit Foto AI Terbaik 2025 yang Bekerja Seperti Sihir
-
Viral 7 Jam Terjebak di Toilet, Sahroni Dengar Sendiri Penjarah Bawa Linggis Obrak-abrik Rumah
-
Selamat Tinggal PowerPoint! Ini Cara Bikin Presentasi Profesional Pakai AI, Cuma Modal HP
-
Viral Ayah di Musi Rawas Nekat Curi Uang Rp11 Ribu Sambil Gendong Anak Kecil Karena Lapar