SuaraSumsel.id - Tren lari di kota-kota besar Indonesia semakin menggeliat. Mulai dari Car Free Day di akhir pekan hingga komunitas lari yang menjamur, aktivitas ini menjadi pilihan favorit untuk menjaga kebugaran.
Namun, bagi para pemula, ada satu gerbang utama yang seringkali terasa memberatkan: harga sepatu lari. Melihat banderol sepatu dari merek-merek ternama yang bisa mencapai jutaan rupiah seringkali membuat semangat lari langsung ciut.
Banyak yang akhirnya memilih berlari dengan sneaker kasual seadanya, sebuah keputusan yang berisiko tinggi menyebabkan cedera.
Padahal, menemukan sepatu lari yang murah dan nyaman bukanlah hal yang mustahil. Kuncinya bukan pada harga, melainkan pada pemahaman tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh kaki Anda.
Baca Juga: Trend Sepatu 2025: Ini Model, Warna, dan Brand yang Bakal Ngetop
Berikut adalah lima tips cerdas untuk mendapatkan sepatu lari ideal tanpa harus menguras tabungan.
1. Lupakan Merek, Fokus pada Fungsi Utama
Godaan terbesar saat membeli sepatu adalah logo yang terpampang di sisinya. Singkirkan sejenak obsesi pada merek tertentu. Ingat, sepatu lari dan sneaker fesyen adalah dua hal yang sangat berbeda.
Sepatu lari dirancang secara spesifik dengan teknologi bantalan (cushioning) dan penyangga (support) untuk meredam benturan saat berlari.
Fokuskan pencarian Anda pada sepatu yang memang berlabel "running shoes", bukan "training" atau "lifestyle". Banyak merek non-papan atas atau bahkan merek lokal yang menawarkan fungsi dasar ini dengan kualitas yang sangat baik dan harga yang jauh lebih terjangkau.
Baca Juga: Sepatu Lokal VS Sepatu Impor, Mana yang Lebih Worth It?
2. Kenali Tipe Kaki Anda: Kunci Menghindari Cedera
Ini adalah langkah paling krusial yang sering dilewatkan. Mengetahui tipe lengkungan telapak kaki (arch) dan cara kaki Anda mendarat (pronation) adalah segalanya.
Cara termudah untuk mengetahuinya adalah dengan "tes basah". Basahi telapak kaki Anda, lalu jejakkan di atas kertas atau lantai kering.
Jejak Penuh (Flat Feet/Overpronation): Jika jejak telapak kaki Anda terlihat penuh, kemungkinan Anda memiliki tipe overpronation. Anda membutuhkan sepatu dengan fitur stability atau motion control untuk menopang lengkungan kaki.
Jejak Sangat Melengkung (High Arch/Supination): Jika hanya bagian depan dan tumit yang terlihat jelas, Anda memiliki tipe supination atau underpronation. Anda membutuhkan sepatu dengan bantalan yang empuk dan fleksibel (tipe neutral).
Jejak Normal (Neutral): Jika jejak menunjukkan lengkungan yang normal, Anda beruntung. Sebagian besar sepatu lari tipe neutral akan cocok untuk Anda.
3. Prioritaskan Bantalan (Cushioning) yang Tepat
Bantalan adalah nyawa dari sebuah sepatu lari, berfungsi sebagai peredam kejut antara kaki Anda dan permukaan lari yang keras seperti aspal atau beton.
Untuk pemula yang mencari kenyamanan, pilihlah sepatu dengan tingkat bantalan medium hingga maksimal. Bantalan yang lebih tebal akan membantu melindungi sendi lutut dan pergelangan kaki dari benturan berulang.
Jangan tertipu dengan sepatu yang terlihat tebal namun terasa keras saat ditekan. Rasakan langsung empuknya busa pada bagian midsole (sol tengah).
4. Jadilah Pemburu Diskon dan Lirik Model Musim Lalu
Teknologi sepatu lari berkembang pesat, yang berarti model baru dirilis setiap tahun. Ini adalah kabar baik bagi para pemburu sepatu murah.
Model rilisan tahun lalu seringkali didiskon besar-besaran, padahal perbedaannya dengan model terbaru seringkali tidak signifikan, terutama bagi pelari pemula.
Pantau marketplace saat momen Harbolnas atau promo tanggal kembar. Toko-toko olahraga resmi juga sering memiliki bagian clearance sale yang menyimpan harta karun dengan harga miring.
5. Aturan 'Satu Jari' dan Waktu Terbaik untuk Mencoba
Jangan pernah membeli sepatu lari dengan ukuran yang pas atau bahkan sedikit sempit. Saat berlari, kaki akan sedikit membengkak dan bergerak maju.
Sebagai panduan, pastikan ada ruang sekitar satu ibu jari orang dewasa antara ujung jari kaki terpanjang Anda dengan ujung depan sepatu.
Seorang pelatih lari bersertifikat pernah mengatakan, "Sepatu lari termahal sekalipun akan jadi sia-sia jika tidak sesuai dengan anatomi kaki si pelari. Kenyamanan dan kesesuaian adalah investasi utama untuk lari jangka panjang, bukan sekadar logo di samping sepatu."
Waktu terbaik untuk mencoba sepatu adalah di sore atau malam hari, saat ukuran kaki berada pada titik paling besar setelah beraktivitas seharian.
Selalu coba kedua sepatu dan gunakan kaus kaki yang biasa Anda pakai untuk berlari agar mendapatkan ukuran yang paling akurat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Tok! Carlo Ancelotti Dibui 1 Tahun: Terbukti Gelapkan Pajak Rp6,7 M
-
Sejarah Nama Kompetisi Liga Indonesia: Dari Perserikatan Kini Super League
-
Dear Pak Prabowo: Penerimaan Loyo Utang Kian Jumbo
-
Eks Petinggi AFF Kritik Strategi Erick Thohir, Naturalisasi Jadi Bom Waktu untuk Timnas Indonesia
-
Siapa Liam Oetoehganal? Calon Penerus Thom Haye Berstatus Juara Liga Belgia
Terkini
-
Antam vs UBS Juli 2025: Mana Emas Batangan Terbaik untuk Investasi Kilat?
-
Tipe Kaki Anda Netral, Overpronation atau Supination? Ini Cara Mengetahui Sepatu yang Cocok
-
Bukan Sekadar Gaya: Ini 5 Merek Kacamata Lari Terbaik yang Wajib Anda Punya
-
7 Kesalahan Fatal Pemula Saat Beli Sepatu Lari, Nomor 3 Paling Sering Dilakukan
-
Kursi Ampera Raib Lagi, Maling Lebih Cepat dari Pemerintah Jaga Ikon Wisata?