Akhirnya, proses pendaftaran dilakukan manual, meskipun jumlahnya tetap tidak signifikan.
Hingga saat ini, baru sekitar 10 orang yang mendaftar, jauh dari target ideal satu kelas yang seharusnya diisi 18-20 siswa.
“Kalau lihat kondisinya, memang berat. Tahun lalu saja cuma 19 siswa yang mendaftar, itu pun bukan dari lingkungan sekitar. Tahun ini kami bahkan belum yakin bisa memenuhi satu kelas,” ujar Kepala Sekolah SD Negeri 137 Palembang, Emi Rosmita melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com.
Banyak faktor yang menyebabkan sekolah negeri ini ditinggalkan.
Persaingan dengan sekolah swasta yang fasilitasnya lebih baik, serta semakin sedikitnya jumlah anak usia sekolah di lingkungan sekitar, menjadi dua penyebab utama.
Apalagi, sebagian orang tua lebih memilih menyekolahkan anak mereka ke sekolah swasta dengan harapan mendapatkan fasilitas pendidikan yang lebih baik.
Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Adrianus Amri, pun mengakui realita tersebut.
Ia mengatakan, salah satu solusi yang akan dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi terhadap jumlah anak usia sekolah di sekitar SD Negeri 137 serta membuka pendaftaran manual agar sekolah yang belum memenuhi kuota tetap bisa menerima siswa baru.
Fenomena ini menjadi alarm serius bagi dunia pendidikan di Palembang, khususnya pendidikan dasar negeri.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan! Hanya 6 Persen TK di Sumsel yang Dikelola Pemerintah
Di tengah persaingan ketat antar sekolah dan tuntutan fasilitas pendidikan yang semakin tinggi, sekolah negeri yang tidak mampu berbenah perlahan akan tertinggal.
Kondisi inilah yang kini mulai terlihat di SD Negeri 137 Palembang. Berada di jantung kota, dekat pusat pemerintahan, justru tak menjamin sekolah ini ramai peminat.
Minimnya fasilitas, kondisi bangunan yang memprihatinkan, hingga kalah bersaing dengan sekolah swasta membuat perlahan sekolah negeri kehilangan daya tariknya di mata masyarakat.
Jika kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin SD Negeri 137 akan menjadi cerminan dari banyak sekolah negeri lain yang bernasib serupa—tertinggal, sepi peminat, dan perlahan hilang dari ingatan masyarakat.
Momentum Tahun Ajaran Baru seharusnya menjadi kesempatan untuk berbenah, memperbaiki kualitas, dan kembali menarik minat masyarakat agar sekolah negeri bisa kembali berjaya sebagai pilar pendidikan dasar yang berkualitas untuk semua kalangan.
Berita Terkait
-
Malam Hari Ada Perbaikan Pipa Tirta Musi, Ini Wilayah Palembang yang Terdampak
-
Emas Antam Masih Rp1,9 Juta per Gram, Ini Update Harga Emas di Palembang Hari Ini
-
Awal Pekan, Harga Emas di Palembang Tembus Rp1,9 Juta per Gram, Cek Daftar Lengkapnya
-
Harga Emas Dunia Anjlok tapi Emas Perhiasan di Palembang Masih Rp10,5 Juta, Kok Bisa?
-
HUT Palembang ke-1341, Ada Pasar Murah 5 Hari Berturut-turut! Ini Daftar Lokasinya
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Cek Fakta: Apa Benar KPK Periksa Puan Maharani Tengah Malam?
-
Murah Tapi Berisiko? Ini 7 Fakta Membeli Mobil Listrik Bekas di Tahun 2025
-
Palembang Siap Buka Tahun Wisata Baru Lewat Charming Events of Palembang 2026
-
Spesial Hari Pahlawan! 10 Link Dana Kaget Hari Ini Dibagikan, Langsung Cair Kalau Cepat Klaim
-
Cek Fakta: Viral Isu Kopassus Menyamar Jadi Wanita Malam Atas Perintah Prabowo, Benarkah?