Pada talkshow kedua adalah tentang tiga penelitian tentang praktik Cek Fakta di antara Jurnalis. Dalam talkshow bertajuk 'Mencari Praktik Ideal Pemeriksaan Fakta bagi Ruang Redaksi di Era Post Truth', tiga narasumber menyampaikan hasil riset mereka.
Antara lain Pandan Yudhapramesti Kaprodi S-1 Jurnalistik Universitas Padjajaran, Purnama Alamsyah dari BRIN, dan Anastasya Adriarti akademisi dari Universitas Bakrie. Kemudian hasil riset itu ditanggapi oleh Profesor Masduki dari Universitas Islam Indonesia.
Dalam risetnya, Pandan meneliti praktik redaksi dalam menentukan metode Cek Fakta di Indonesia. Meneliti tujuh Lembaga Cek Fakta, yaitu Mafindo, Tirto.id, Kompas.com, Tempo.co, Liputan6.com, Cekfakta - Suara.com dan AFP periksa fakta.
Salah satu simpulannya adalah sebagian besar konten diambil dari platform Facebook. "Ini karena kerja sama dengan Meta/Fb," katanya. Selain itu media juga memiliki model otonom dalam menentukan tema konten.
Sedangkan Purnama Alamsyah membagikan temuan risetnya yang berjudul Menelusuri Disinformasi Ruang Gema dalam Pemilihan Presiden di Youtube. Fokus pada Pilpres 2019 dan 2024.
Narasumber ketiga Anastasya Adriarti, membacakan riset berjudul Dinamika Newsroom di Indonesia melawan Produksi dan Reproduksi Informasi Palsu.
Lewat lima media masing-masing di Makassar, Jakarta, Medan dan Surabaya, Anas menemukan simpulan jika jurnalisme masih berfungsi sebagai lembaga penjernih informasi di Indonesia.
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Profesor Masduki merespons paparan riset dari akademisi yang di antaranya juga praktisi atau jurnalis.
Bersumber dari dana hibah dari tiga Lembaga, yaitu AJI, Mafindo dan Google Initiative, Masduki menyebut riset yang muncul melibatkan dua profesi dengan tradisi berbeda yaitu jurnalis dan akademisi, serta bersifat otokritik pada praktik cek fakta bagi jurnalis.
Baca Juga: Sumatera Media Summit 2024 Digelar di Palembang, Begini Cara Jadi Pesertanya
"Maka grant ini harus diperjuangkan kelanjutannya," katanya.
Hasil riset yang melibatkan 10 kelompok riset juga akan diterbitkan dalam bentuk buku. Masduki melanjutkan, temuan dari riset 10 kelompok penerima hibah, membuka peluang riset selanjutnya.
Dengan menempatkan konten cek fakta sebagai hasil disinformasi atau tindakan yang disengaja, riset selanjutnya bisa mempertanyakan kepemilikan platform sumber disinformasi serta data tentang ekosistem pendanaan cek fakta.
"Jadi akan diketahui, apakah ini given atau bagian dari gerakan yang dilakukan oleh siapa dan untuk kepentingan apa," imbuhnya.
Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan bergantian antara Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dengan didukung Google News Initiative.
Kegiatan IFCS menjadi ajang bertemu para pemeriksa fakta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Pada tahun 2024, IFCS menjadi giliran AJI dan menjadi rangkaian kegiatan menujut Kongres XII AJI 2024.
Berita Terkait
-
Sumatera Media Summit 2024 Digelar di Palembang, Begini Cara Jadi Pesertanya
-
Remaja 13 Tahun yang Tenggelam di Sungai Borang Ditemukan Meninggal
-
Gelar Kongres di Palembang, AJI Selenggarakan Konferensi Organisasi Jurnalis Asia Tenggara
-
Masata Sumsel Tuntut Menhub Kembalikan Status Bandara Internasional di Bandara SMB II
-
Lokasi Nobar Semifinal Timnas U-23 di Palembang: Ada di Benteng Kuto Besak
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Baru Beli HP Baru? Jangan Langsung Dipakai! Lakukan 10 'Ritual' Wajib Ini Dulu
-
Harga Tiket Sumsel United Resmi Dirilis, Termurah Rp15 Ribu Bisa Nonton Liga 2
-
'Puyang: Minyak Goreng dan Tisu Toilet' dari Teater Potlot Hadir di Festival Teater Sumatera III
-
Uang 'Rampokan' Negara Diduga Dipakai Anggota DPRD Ini untuk Foya-foya Bareng Kekasih Gelap
-
5 Fakta Baru Anggota DPRD PDIP 'Rampok Uang Negara': 'Dihabisi' Kekasih Gelap Usai Tolak Nikah