Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 01 Maret 2024 | 17:08 WIB
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Bpk. Mohamad Latif,

SuaraSumsel.id - Masyarakat di Sumatera Selatan atau Sumsel makin mengenal dan menggemari sistem pembayaran digital. Hal ini dapat dilihat dari pengguna QRIS yang kian bertambah hingga akhir Desember 2023 lalu.

Bank Indonesia perwakilan Sumatera Selatan (Sumsel) memperlihatkan pengguna QRIS di Sumsel sampai dengan akhir tahun lalu mencapai 1,3 juta pengguna. Jumlah ini mengalami peningakatan atau penambahan sebanyak 510.361 pengguna baru di sepanjang tahun tersebut.

"Kami melihatnya, masyarakat Sumsel makin beralih ke digital, penggunaan QRIS makin dilirik sebagai sistem pembayaran yang makinefektif dan efesien saat ini," ujar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Latief pada kesempatan capacity building bersama awak media Sumsel di Bandung belum lama ini.

Peningkatan pengguna QRIS baru sepanjang tahun 2023 ini sejalan dengan jumlah mechant QRIS yang juga sudah mencapai 780.886 merchant atau naik mencapai 163.005 merchant sepanjang tahun tersebut.

Sejalan dengan pertumbuhan pengguna dan merchant tersebut, volume transaksi QRIS juga mencapai 21.493.649 sepanjang tahun.

Latief mengungkapkan jika jumlah pencapaian pembayaran QRIS di Sumsel mencapai 160 persen dari target yang dibuat Bank Indonesia.

Peningkatan pembayaran digital tidak hanya menyentuh kalangan masyarakat, namun juga pemerintah. 

Menindaklanjuti Keppres nomor 3 Tahun 2021, seluruh Pemda di Sumsel telah membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

Perkembangan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemda (IETPD) juga terus menunjukkan peningkatan, di mana pada 2023 seluruh Pemda di Sumsel telah masuk ke dalam kategori Pemda Digital.

Kota Lubuk Linggau menempati urutan ke-6 secara nasional dengan skor IETPD tertinggi pada level kota.

"Pada tahun 2023, seluruh kabupaten dan kota sudah dikategorikan sebagai Pemda Digital, meningkat dari yang sebelumnya 13 kab/kota digital serta 5 kab dan kota maju," ucapnya.

Untuk ketersediaan uang kartal sendiri, pada pada triwulan IV 2023 telah terjadi pengurangan uang kartal atau dikenal net outflow mencapai 3,25 trilun.

"Pada triwulan yang sama, nominal transaksi SKNBI dan RTGS masih terkontraksi," ujarnya menjelaskan.

Kepala BI Sumsel, Ricky Gozali mengungkapkan dengan target yang kian meningkat di tahun 2024, pihaknya pun akan mengupayakan sosialisasi lebih dekat dengan masyarakat, seperti di pasar-pasar tradisional.

"Ke depan, target kita, ruang-ruang publik, sekaligus pusat ekonomi masyarakat seperti pasar tradisional," ucapnya.

Bank Indonesia pun tengah mengupayakan 7 misi kebijakan sistem pembayaran, di antaranya penguatan arah kebijakan sistem pembayaran melalui BSPI tahun 2030, konsolidasi stuktur industri, penguatan infrastuktur sistem pembayaran ritel, moderinisasi sistem pembayaran, paymen ID dan pusat pembayaran, project Garuda dan akseptasi digital.

Load More