Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 13 Februari 2024 | 14:22 WIB
Buku Puisi Sungai dan Rawang [dok Nopri Ismli]

hingga kumpai mengingkat kaki mengores betis kita...

Lebak itu tak lagi memelukmu.

Sebuah lompatan

Arbi Tanjung, seorang pekerja sastra dan budaya dari Pasaman, Sumatera Barat, sebagai pembahas buku “Sungai dan Rawang” yang diluncurkan pada rangkaian kegiatan “Kembalikan Lahan Basah Kami” dalam memperingati Hari Lahan Basah Sedunia, yang didukung Mongabay Indonesia, Rumah Sriksetra dan Pulitzer Center menyatakan puisi-puisi yang para penyair muda atau generasi Gen Z di Palembang yang terkumpul dalam buku tersebut adalah sebuah “lompatan”.

“Sangat sulit mendapatkan karya puisi para penyair muda yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan, termasuk tentang lahan basah. Ternyata di Palembang muncul para penyair muda itu, meskipun sebagian besar dari penyair muda yang karyanya masuk di dalam buku ini sebagian sulit dilacak karyanya di dunia maya. Mereka mungkin tidak rajin atau tidak suka mengirim puisi ke media massa,” kata Arbi di Kopi Mibar, Palembang, 2-4 Februari 2024 

Dijelaskan Arbi, beberapa penyair bukan hanya mengangkat tema lingkungan di dalam puisinya, juga menggunakan diksi-diksi yang diambil dari alam. Misalnya nama ikan, tanaman, alat tangkap ikan, hingga nama sungai kecil.

“Saya berharap alam atau lingkungan menjadi kamus atau laboratarium bagi para penyair muda ini dalam melahirkan berbagai karyanya ke depan. Bukan sebatas respon terhadap isu yang tengah terjadi atau berlangsung.”

Di sisi lain, Arbi menyayangkan ada sejumlah puisi di dalam buku tersebut, melompat dari tema buku. “Masih ada puisi yang bicara soal cinta. Cinta tentang hubungan asmara. Puisi seperti ini mungkin ratusan atau ribuan kita temukan di berbagai media sosial.”

Berikut daftar penyair dan karyanya:

Mahesa Putra: Perahu Meninggalkan Proksemik, Kota Beku, Mencari Rumah, Ikan Kehilangan Puisi, Berperahu Mengejar Bulan, Tempoyak & Takoyaki, Kota Merias Dusun Ujang, dan Bercak.

Unggul NU: Lama dengan Sampan, Perawan, Sungai Nan Cantik, Bakau, Air Tua, Belantara, Sepi, Sumringah, Implisit, Hanya Aku dan Kau.

Almer Deo F: Lebak Tanah Kuning, Padamu Payung, Duhai, Kacau Balau, Dekus Angin Pagi, Cintaku Liana, Patah Hati Tumbuhlah Sepi, Temu, Bayang-Bayang Kenangan, Segelintir Interogasi.

KemasYudha: Keruh Tubuhmu, Batin dan Logika, Kamu Hebat, Ya!, Penghuni Asbak Tua, Hanyut Dalam Penantian, Keterpaksaan, Izinkan Aku Sembunyi, Ancang-ancang, Jauhi Sepi.

Pardesela: Sumpah katak, Bahasaku, Rencana Ikan Asin, Lagu Katak, Cakap-cakap, Hikayat seorang Ibu yang bernama Sungai, Alkisah layar dan rempah, Merk ikan, Perahu bungsu, Di mana.

Reza Maulana: Tak Lupus, Jalang Rawa, Romantika di Ujung Senja, Napas Bahasa, Ibu Mengasuh Hujan, Sebuah Sajak Mimpi, Pesan, Satu.

Load More