SuaraSumsel.id - Ratusan buruh yang terdiri dari dari Federasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Provinsi Sumatera Selatan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Provinsi Sumsel guna menyuarakan penolakan UMP Sumsel sebesar 0,86 persen atau setara dengan Rp27 ribu.
Koordinator Lapangan aksi unjuk rasa para buruh yaitu Eric Davistian mengatakan bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan pada Senin, (21/11/22) tersebut menuntut kenaikan UMP sebesar 13 persen.
“Kami datang kesini untuk menagih janji pemerintah yang katanya ingin memulihkan perekonomian Indonesia pasca pandemi covid-19, namun nyatanya upah buruh tidak naik sedangkan BBM dan sembako saat ini mengalami kenaikan. Lantas ekonomi siapa yang ingin mereka pulihkan,” kata Eric.
Mala yang nerupakan salah satu buruh perempuan yang mewakili buruh di daerah Muara Enim sekaligus menyuarakan hati emak-emak ikut menyampaikan keresahannya.
“Sebagai seorang buruh sekaligus ibu rumah tangga, tuntutan 13 persen juga sebenarnya tidak cukup karena ada anak yang harus sekolah, ada suami yang harus kerja dan ada dapur yang harus tetap ‘ngebul’ jadi kami meminta seharusnya pemerintah menaikkan upah buruh itu disesuaikan dengan kebutuhan saat ini,” kata Mala.
Dirinya juga menjelaskan jika selama hampir 20 tahun dirinya bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik kerta di Muara Enim, penerapan upah minimum buruh seringnya tidak diindahkan oleh perusahaan.
“Tapi apa boleh buat? Dengan gaji kami yang minim terutama kami perempuan ini harus tetap bertahan. Jadi perempuan itu harus cerdas, berjuang di Indonesia ini berat, kita harus bertahan ditengah kemiskinan dan kekurangan ditambah lagi penguasa yang tidak mempunyai pandangan tentang nasib generasi penerus. Jadi wanita itu bukan hanya tulang rusuk tapi juga tulang punggung,” tegas Mala.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya memberikan tanggapan atas aksi unjuk rasa penolakan UMP Sumsel Tahun 2023 yang dilakukan oleh ratusan buruh tersebut.
“Setelah melakukan diskusi, pemerintah provinsi Sumsel akan menaikkan UMP Sumsel sebesar 8,26 persen namun hal tersebut masih akan dibahas ke Gubernur Sumsel apakah ada kemungkinan naik lagi tapi tidak lebih dari 10 persen,” tegasnya.
Baca Juga: Jaga Kebersihan dan Wujudkan Ketahanan Pangan, Milenial di Sumsel Terinspirasi Figur Ganjar
Kontributor: Siti Umnah
Tag
Berita Terkait
-
Sumsel Sepekan: Puluhan Pelajar Keracunan di Prabumulih, Anggota TNI AD Terduga Penimbun BBM Ilegal
-
Puluhan Pelajar SMP Negeri di Prabumulih Sumsel Keracunan, Begini Kondisi Terkini
-
Naik Pelaminan Bertiga, Pria di Sumsel Menikahi Dua Wanita Sekaligus Auto Viral
-
Alami Pusing, Mual, Usai Santap Nasi Sayur Nangka, Puluhan Pelajar di Prabumulih Sumsel Dilarikan ke RS
-
Ikuti Ekskul Pramuka, Puluhan Pelajar SMP Negeri di Prabumulih Sumsel Keracunan Nasi Sayur Nangka
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
Timnas Kena Ghosting! Kuwait Batal Tanding Mendadak, Erick Thohir Sampai Curiga Ada Sabotase
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan dengan Baterai 6000 mAh Terbaru, Awet Berhari-hari
-
'Surat Cinta' Rakyat di Tembok DPR: Dari 'Who Needs Gibran' Sampai 'Gaji Naik, IQ Jongkok'
-
WIKA Akui Lalai Bayar Surat Utang Triliunan, Nasib Investor di Ujung Tanduk?
-
Azizah Salsha Punya Waktu 14 Hari Buat Gagalin Talak Pratama Arhan, Kok Bisa Begitu?
Terkini
-
Rumah Dinas atau Istana? Anggaran Fantastis Ogan Ilir Tembus Rp3,7 Miliar dalam 3 Tahun
-
BRI Hadirkan Keseruan Kuliner Legendaris & Konser Gratis di Kampoeng Tempo Doeloe!
-
Jangan Ketinggalan! Klik Link DANA Kaget, Klaim Saldo Rp200 Ribu Tanpa Ribet
-
Bukit Asam Dorong Sawahlunto Go Internasional Lewat Simposium Site Manager di Hotel Saka Ombilin
-
BRI dan INDODAX Sinergi Ciptakan Kartu Debit Co-Branding, Dorong Literasi dan Akses Layanan