Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 02 Juni 2022 | 10:36 WIB
Penampakan petugas saat menyisir lokasi sungai guna mencari keberadaan Eril, putra kandung Gubernur Jabar, Ridwan Kamil yang dinyatakan hilang di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss. netizen membahas hambatan penyelamatan korban tenggelam di Sungai [Dok Kemlu]

SuaraSumsel.id - Proses pencarian anak Gubernur Jawa Barat, Ridwan KamilEmmeril Kahn Mumtadz atau Eril terus dilaksanakn memasuki hari ketujuh atau telah mencapai sepekan terakhir.

Sementara di media sosial, netizen masih ramai membicarakan serta mendoakan Eril, anak pertama Ridwan Kamil atau kang Emil tersebut. Sebuah akun netizen turut menjadi perhatian publik. Dia menanggapi berita dan proses pencarian Eril yang dilakukan di Sungai Aare Swiss.

Dengan nama akun @rizkirnm pada, Rabu (1/6/2022), ia menulis tanggapan mengenai proses evakuasi di dalam air. Dalam tweetnya menjelaskan di Indonesia pun evakuasi di dalam air mengalami kendala dan hambatan.

“Jadi di Indonesia pun, hampir sama, evakuasi di air emang jadi sedikit kesusahan dikarenakan beberapa faktor. Air keruh, kekurangan peralatan canggih, minimnya pengetahuan bagi seorang penyelam dsb” tulisnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sumsel 2 Juni 2022, Palembang Bakal Hujan di Malam Hari

Hal lain yang menjadi penyebab terhambatnya evakuasi dalam air adalah kemungkinan kondisi jenazah di dalam air. Dia mengatakan hal pertama yang menjadi penghambat adalah jenazah kemungkinan tersangkut pada benda-benda yang berada di dalam air.

Dia juga membagikan pengalamannya saat beberapa kali masuk ke air sungai Citarum di Bandung  guna mencari jenazah. Ada banyak hal yang dapat membuat jenazah tersangkut, mulai dari ranting, kawat berduri, berbatu kasar, dan berbagai sampah yang bentuknya sudah tidak beraturan lagi.

“Kedua, orang tenggelam itu otomatis akan berada di dasar air sampai beberapa waktu. Secara garis besar menurut  ahli meninggal tenggelam itu di akibatkan masuk cairan ke dalam saluran pernafasan sehingga terjadi kegagalan pengaliran udara ke paru-paru. Dan mereeka akan tenggelam," sambung tulisannya.

“Ketiga, jenazah akan naik ke permukaaan setelah beberapa hari, dikarenakan mayat yang mengapung terjadi karena mengadopsi prinsip udara. Di dalam tubuh kita terjadi proses pembusukan yang berasal dari kuman dan bakteri. Dari proses pembusukkan itu,  menghasilkan banyak udara sehingga lama-lama tubuh dapat membengkak dan akhirnya muncul ke permukaan air” ujarnya.


Pada posisi ketiga inilah jenazah lebih mudah untuk dicari dan saat kondisi ini diperlukan waktu 1-2 pekan untuk mencari jazad.

Baca Juga: Harga Telur Ayam di Sumsel Meroket, Tembus Rp28.000 per Kilogram

Dalam akhir tweetnya dia juga mendoakan penyelamatan di Sungai Aare dapat berjalan lancar, hingga semoga Eril dapat ditemukan dalam kondisi apapun.

“Semoga penyelamatan di sungai Aar dapat dilaksanakan dengan lancar yaa. Galupa doa terbaik jangan lupa dipanjatkan, semoga kang eril ditemukan dalam kondisi apapun, meskipun sangat diharapkan kang eril ditemukan dalam keadaan baik-baik saja. Aamiin.” pungkasnya.
 

Kontributor: Resty Rosy Muna

Load More