Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 04 Mei 2022 | 14:36 WIB
Ilustrasi Amber Heard. Psikolog ungkap Amber Heard mengalami stres pascatrauma usai dilecehkan Johnny Depp. [Instagram/@amberheard]

Hughes dipanggil untuk membantah kesaksian Shannon Curry, seorang psikolog yang dipanggil oleh tim Depp minggu lalu, yang mengatakan kepada juri bahwa Heard menderita gangguan kepribadian.

Curry memeriksa Heard selama 12 jam atas nama Depp, dan bersaksi bahwa Heard cenderung memberikan pernyataan "terlalu dramatis" dan "penuh kemarahan".

Hughes mengatakan dia tidak setuju dengan diagnosis Curry. Dia mengatakan, dalam pemeriksaannya, gejala Heard sesuai dengan korban kekerasan seksual.

Hughes juga mencatat bahwa Heard juga mengalami pelecehan dari orang tuanya dan membawa beberapa masalah tersebut dalam hubungannya dengan Depp.

Baca Juga: Amber Heard Disebut-sebut Menderita PTSD Akibat Dugaan Kekerasan yang Diterimanya dari Johnny Depp

"Dia juga percaya dia bisa memperbaikinya, sama seperti dia mencoba memperbaiki ayahnya. Dia benar-benar percaya dia bisa memperbaiki Mr. Depp dan membebaskannya dari masalah penyalahgunaan zat, tapi itu tidak berhasil," jelas Hughes.

Hughes juga bersaksi bahwa Depp menggunakan "kontrol paksaan" atas Heard, dan fokus mengendalikan kariernya.

"Ambisi adalah istilah yang dipersenjatai dalam hubungan itu," kata Hughes.

Curry juga bersaksi bahwa Heard menderita gangguan kepribadian histrionik, yang katanya ditandai dengan drama dan kebohongan serta ketidaknyamanan yang ekstrem karena tidak menjadi pusat perhatian. Curry juga menyatakan bahwa Heard tidak menderita PTSD.

Pihak Depp memberikan kesaksian dari terapis pasangan, Laurel Anderson, yang mengatakan bahwa mereka terlibat dalam saling melecehkan. Hughes berpendapat bahwa sementara kedua belah pihak mungkin terlibat dalam pelecehan verbal atau fisik, penting juga untuk melihat keseimbangan kekuatan dalam hubungan.

Baca Juga: Psikolog Ungkap Kondisi Terbaru Amber Heard, Klaim Idap PTSD Gegara Johnny Depp

"Apa yang dibicarakan penelitian dengan sangat jelas adalah Anda harus memeriksa konteksnya. Anda harus memeriksa perbedaan kekuasaan, kontrol, dan kontrol koersif dalam hubungan untuk membuat pengendalian penuh," ujar Hughes.

Load More