Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 15 April 2022 | 12:29 WIB
Ilustrasi buaya. Gegara penangkaran buaya Jjbol akibat luapan banjir, warga perumahan di Banyuasin terpaksa begadang [Unsplash/Alexis Montero]

SuaraSumsel.id - Warga perumahan di Komplek di Perumahan Orchid, Mekar Sari dan juga Desa Tanjung Sari Banyuasin, Sumatera Selatan, terpaksa menjalankan piket malam guna menjaga wilayah mereka dari kedatangan buaya yang lepas dari penangkaran.

Penangkaran buaya di Sukomoro tersebut jebol akibat luapan banjir yang melanda kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan dalam beberapa hari terakhir.

Warga desa dan perumahan mengakui lebih baik berjaga dan salng menginformasikan jika adanya temuan buaya yang datang. Apalagi, jumlah buaya yang lepas dari penangakaran tergolong banyak.

"Kami akhirnya piket malam, sama-sama begadang, untuk menjaga wilayah. Karena 'kan kemungkinan hujan turun, dan rawa-rawa bisa meluap," ujar salah satu warga Desa Tanjung Sari, Ali kepada Suara.com, Jumat (15/4/2022).

Baca Juga: Dijanjikan Cair Sebelum Lebaran Idul Fitri, Pemda Sumsel Tunggu Arahan Kemensos Soal BLT Minyak Goreng

Piket atau begadang malam ini melibatkan sejumlah warga sekitar. Meski tidak banyak, setidaknya warga saling tolong menolong menjawab keresahan saat ini.

"Karena bahaya juga, tetiba buaya muncul.  Warga terutama anak-anak kita larang untuk bermain ke rawa-rawa, atau mereka kita larang untuk bermain sendiri, atau mancing. Karena itu, buayanya kemungkinan terkurung di rawa-rawa sekitar penangkaran," sambung dia.

Hingga saat ini, beredar informasi buaya-buaya tersebut mulai ditemukan dan kembali ditangkap oleh pihak BKSDA. "Iya, ada beberapa yang sudah ditemukan kembali, sekitar tujuh atau sembilan," ujarnya.

Buaya-buaya yang lepas dari penangkaran diceritakan ukurannya beragam, ada anak buaya, hingga buaya yang dewasa. "Tetapi soal jumlah pastinya belum tahu ya, lalu belum ada buaya yang panjang dan besar sekali. Rata-rata satu buaya masih bisa dikendalikan oleh sekitar 6-7 warga. Belum ada yang katanya lima meteran atau besar itu," pungkasnya.

Sementara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan terus melakukan pencarian terhadap buaya muara tersebut.

Baca Juga: Kopi Pagar Alam Sumsel Siap Ekspor, Sasar Segmen Pasar Produk Premium

Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, pada Kamis (14/3/2022). yang lepas ke penangkaran hanya sekitar 21 ekor.

BKSDA juga menghimbau agar warga tidak melukai hewan tersebut, karena tergolong hewan yang dilindungi oleh negara."Kami menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan waspada, dan untuk sementara ini beraktifitas menjauh dari badan air,"himbaunya.

Kontributor : Welly Jasrial Tanjung

Load More