SuaraSumsel.id - Bank Indonesia mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menembus pasar ekspor karena memiliki potensi pasar yang cukup besar.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja mengatakan UMKM sejauh ini berkontribusi hingga 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) namun baru 5 persen dari pelakunya yang sudah bertransaksi di pasar ekspor.
“Masih kecil sekali, padahal peluang sangat banyak dari produk kuliner, fesyen hingga kriya,” kata Erwin saat membuka acara “Capacity Building UMKM Sumsel Go Export” di Palembang, Rabu.
Terdapat tiga hal yang perlu dilakukan agar UMKM mampu menembus pasar internasional atau berdaya saing yakni peningkatan kualitas produk, kemampuan memenuhi selera pasar dan memperluas pasar.
Para pelaku UMKM ini harus didampingi oleh instansi terkait secara berkesinambungan melalui ‘klinik’ ekspor, menghubungkan dengan lembaga pembiayaan dan agregator, hingga mempermudah proses sertifikasi serta perizinan.
“Saya rasa, dengan terus berkembangnya UMKM maka aspek perizinan dan lainnya perlu didiskusikan bersama agar ada kemudahan,” kata dia.
UMKM juga perlu menerapkan digitalisasi pembayaran.
Pembayaran digital ini bukan hanya untuk memudahkan dalam kegiatan produksi hingga marketing (e-commerce) tapi untuk memastikan bahwa proses berjalan dengan cepat dan aman.
Terpenting lagi yakni meningkatkan kapasitas dari UMKM itu sendiri agar mampu bersaing di pasar internasional.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca 24 Februari 2022, BKMG Memprakirakan Sumsel Berawan dengan Suhu Tertinggi 33 Derajat
“UMKM ini harus didorong karena pertumbuhan secara langsung dapat memacu ekonomi di daerah,” kata dia.
Kepala Dinas Perindustrian Ernila Rizar mengatakan saat ini terdata terdapat 67.887 unit Industri Kecil Menengah di Sumsel.
“Dari jumlah IKM itu, hanya sedikit yang sudah mampu ekspor. Sehingga diakui, Sumsel tertinggal jauh dari Jawa,” kata dia.
Berdasarkan kajian Dinas Perindustrian Sumsel diketahui terdapat beragam persoalan yang menjadi penyebabnya, diantaranya kurangnya informasi mengenai akses pasar ekspor, sebagai besar masih berskala rumah tangga, hingga belum tersertifikasi.
Pemprov Sumsel menggandeng asosiasi untuk meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM ini, salah satunya bersama Asosiasi Pengusaha Pempek Sumsel. (ANTARA)
Tag
Berita Terkait
-
Jumlah Uang Beredar Capai Rp 7.643,4 Triliun pada Januari 2022
-
Gubernur BI: Perbankan dan Korporasi Harus Satu Suara Dukung Ekonomi Hijau
-
Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV Tetap Baik
-
Kemendag Sambut Metaverse Jadi Ekonomi Baru, Warganet Ingatkan Keamanan Siber Indonesia Sangat Rapuh
-
Satgas BLBI Sita Rumah Mewah Milik Obligor Ulung Bursa, Utang ke Negara Rp467 miliar
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Bukan Sriwijaya FC, Klub Inilah yang Diincar Sumsel United Jelang Championship 2025/26
-
Apakah Sumsel United Bakal Tantang Sriwijaya FC di GSJ Jelang Championship 2025/26?
-
Jelang Championship 2025/26, Sumsel United Berani Adu Gengsi di Laga Kandang
-
Tumbuh 41%, QLola by BRI Buktikan Peran sebagai Tulang Punggung Pengelolaan Keuangan Era Digital
-
Semangat Kemerdekaan! SKK Migas Sumbagsel Gelar Upacara HUT RI ke-80 di Tengah Laut