SuaraSumsel.id - Pelaku bisnis pelayaran di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengeluhkan kelangkaan kontainer.
Kelangkaan kontainer di Sumsel terjadi akibat belum seimbangnya antara kualitas perdagangan internasional dan domestik.
Kepala Samudera Indonesia Cabang Palembang Iwan Simangunsong mengatakan, keadaan ini merupakan imbas dari penurunan SDM dan peralatan karena adanya penerapan lockdown pandemi COVID-19 yang diterapkan sejumlah negara.
“Hingga kini, bisnis pelayaran masih dihadapkan pada dua masalah yakni kelangkaan kontainer dan biaya pengapalan yang tinggi,” kata Iwan, Senin (14/2/2022) dikutip dari ANTARA.
Untuk tetap bertahan, perusahaan pelayaran dipastikan melakukan efisiensi untuk menjaga keberlangsungan arus kas.
Bahkan, beberapa perusahaan memilih ‘wait and see’ menghadapi situasi ini dengan harapan terjadi perbaikan pada 2022.
Namun, bagi yang telah memiliki kontrak jangka panjang maka mau tak mau harus menjalankan roda bisnis di tengah biaya pengapalan yang tinggi hingga kelangkaan kontainer ini.
Biasanya, perusahaan yang bermasalah yakni mereka yang memiliki kontainer sendiri (bukan sewa), yang mana kapal pengangkutnya belum kembali dari negara tujuan ekspor terkait aturan lockdown.
“Ini yang membuat perusahaan harus menyewa kontainer untuk memenuhi kewajibannya ke eksportir, jika tidak akan kena penalti. Banyaknya perusahaan yang mencari kontainer ini yang membuatnya harga sewanya juga naik,” kata dia.
Baca Juga: Viral Pesan Menyayat Hati Istri Sehari Setelah Suami Tewas Terjepit Truk Kontainer
Walau demikian, ia tetap optimistis pada tahun 2022 ini bisnis pelayaran akan mengalami pertumbuhan 10-15 persen karena perusahaannya memiliki kontrak jangka panjang dengan eksportir asal Singapura.
“Kami memiliki kontainer sendiri (bukan sewa), dan aturan relatif tidak menyulitkan karena Singapura tetap membuka pintu perdagangan khususnya untuk produk chrome rubber asal Sumsel,” kata Iwan.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Palembang Imam Rahmiyadi mengatakan pandemi berimbas pada kinerja bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Boom Baru Palembang.
Pada 2021, Pelindo Regional II Palembang yang mengelola terminal kontainer Pelabuhan Boom Baru mencatat kinerja bongkar muat peti kemas sebanyak 121.590 TEUs atau menurun dibandingkan 2020 yang mampu merealisasikan 129.408 TEUs.
Sementara pada 2022 ditargetkan mencapai 139,8 TEUS atau mengalami pertumbuhan 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Arus peti kemas pada 2021 jika dibandingkan 2020 memang belum rebound (balik arah), bukan hanya karena pandemi tapi juga kelangkaan kapal dan kontainer. Tapi, tahun 2022 ini diharapkan bisa reborn,” kata Imam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Dugaan Proyek Fiktif Rp2,56 Miliar di Palembang, 11 Ketua RT hingga PHL Diperiksa Kejari
-
Rp850 Juta Raib! Mantan Balon Bupati Muara Enim Tertipu Rekan Politiknya Sendiri
-
Awal Pekan Seru dengan 10 Link Dana Kaget DANA: Klaim Saldo Rp500 Ribu Lewat HP
-
Benarkah Gaji DPRD Kota Palembang Setara UMR? Ini Rinciannya
-
Era Cashless! BRI Bukukan Lonjakan Transaksi Merchant Rp105,5 Triliun, Naik 27,2% YoY