SuaraSumsel.id - Sawah seluas 2.773 hektare di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), terancam gagal panen. Ini karena sawah itu terendam air seiring tingginya curah hujan.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Tanaman Pangan Holtikultura (DKPTH) Kabupaten OKI Indesi Karyanto mengatakan, tingginya curah hujan dipengaruhi fenomena La Nina yang sudah terjadi sejak tahun lalu.
“Karena diperkirakan gagal panen, kami upayakan untuk memberikan bantuan benih ke petani,” kata Indesi, Jumat (21/1/2022) dikutip dari ANTARA.
Pemkab akan mengajukan bantuan benih dari Cadangan Benih Nasional (CBN) untuk membantu para petani yang lahannya terdampak ini.
CBN adalah benih tanaman pangan yang diperuntukkan untuk kebutuhan mendesak seperti adanya bencana alam yang menyebabkan pertanian mengalami gagal panen atau puso.
Prosedur untuk mendapatkan benih dari CBN ini, menurut Indesi, relatif mudah yakni melalui pengesahan dari petugas lapangan bahwa lahan tersebut mengalami bencana yang berakibat gagal panen.
Meski beberapa lahan persawahan di OKI terancam puso, Indesi memastikan cadangan beras di Kabupaten OKI tetap aman.
Berdasarkan data terbaru, Pemkab OKI menghasilkan 485.824 ton Gabah Kering Giling (GKG) pada 2021 atau setara 200.000 ton beras.
Terkait cuaca yang cenderung ekstrem ini, pemkab meminta petani yang terdampak untuk tidak buru-buru menanam, karena prediksi BMKG curah hujan masih akan tinggi selama Februari-Maret 2022.
Baca Juga: Target Produksi Gabah Kering Giling di Sumsel Tahun 2022 Sebesar 2,9 Juta Ton
"Lebih baik bersabar sebentar, menunda tanam, daripada ditanam nanti terendam lagi," kata dia.
Sebelumnya banjir merendam 8 kecamatan di Kabupaten OKI yang di antaranya menggenangi areal perumahan dan persawahan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten OKI Listiadi Martin mengatakan wilayah OKI rentan mengalami banjir karena berada di dataran rendah.
“Sebenarnya masyarakat terbiasa menghadapi luapan air sungai namun BPBD harus hadir untuk memastikan bahwa bencana ini jangan berdampak kerugian ekonomi bahkan jiwa,” kata dia.
Listiadi memaparkan banjir di OKI pada awal tahun ini telah berdampak kepada 237 kepala keluarga, 990 jiwa, 229 rumah, 2 unit sekolah, serta 2.773 hektare lahan persawahan. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Sumsel Jadi Tuan Rumah Rakernas Korpri 2025: Tonggak Baru Konsolidasi ASN Nasional
-
Akhir Penantian! Syifa Hadju Bilang 'Ya', Dilamar El Rumi di Swiss: Dia Adalah Rumah
-
Suasana Panik di Tengah Kota: Butik dan Kafe di Palembang Ludes Akibat Tabung Gas Meledak
-
Rezeki Nomplok! Klaim Sekarang 7 Link DANA Kaget Terbaru, Saldo Langsung Masuk!
-
Jurnalis Muda Antusias Pelajari Transisi Energi di Sumsel: Dari Batu Bara ke Energi Hijau