SuaraSumsel.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) menargetkan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 2,9 juta ton pada tahun 2022.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel R Bambang Pramono mengatakan target tersebut terbilang realistis karena tahun ini masih dipengaruhi fenomena La Nina, dengan peningkatan curah hujan.
Sumsel memiliki total areal persawahan seluas 470.603 hektare yang 72 persen merupakan lahan rawa meliputi lahan pasang surut dan lebak.
“Curah hujan yang tinggi dalam dua tahun terakhir membuat petani terpaksa menggeser musim tanamnya, dari biasanya April-Mei-Juni menjadi mundur ke Juli-Agustus untuk lahan lebak,” kata dia dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Hadir di Palembang, Ganjar Pranowo Gelar Gowes hingga Lantik Ketua Kagama Sumsel
Selain itu petani juga kesulitan untuk bisa menerapkan penanaman dua kali dalam tahun. Artinya, dalam periode 2021-2022, petani kehilangan satu musim tanam, dari seharusnya empat kali menjadi tiga kali karena adanya pengaruh cuaca ini.
Kondisi ini terjadi untuk lahan lebak dangkal, sedangkan untuk lahan lebak tengah dan lebak dalam maka secara otomatis petani tidak bisa menanam padi.
Atas pengaruh cuaca tersebut, Pemprov Sumsel menilai harus menurunkan target produksi GKG karena pada 2021 sempat menargetkan sebanyak 3,1 juta ton GKG. Penurunan target ini juga berkaca pada capaian produksi Sumsel pada 2021 yakni 2,6 juta ton GKG dari 2,7 juta ton GKG pada 2020.
Namun di tengah penurunan produksi itu, petani di Sumsel justru mampu meningkatkan produktivitas yakni dari biasanya di bawah 5 ton GKG per hektare menjadi 5,2 ton GKG per hektare.
“Memang masih di bawah angka nasional 5,3 ton per hektare, tapi ini sudah capaian luar biasa karena Sumsel bisa melewati angka psikologis 5 ton GKG per hektare,” kata Bambang.
Baca Juga: Investor China Tertarik Tanam Modal di Proyek Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat Banyuasin
Sementara itu, lahan persawahan seluas 2.773 Hektare di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terancam fuso (gagal panen) akibat terendam banjir selama beberapa hari.
Berita Terkait
-
Serapan BULOG Naik 2.000 Persen, Hensa: Memang Dingin Tangan Mentan Amran
-
Polri Garap Jagung 1,7 Juta Hektare: Misi Mulia atau Salah Urus?
-
Kasus Bikin Konten Rendang Hilang, Polisi Periksa Pelapor Willie Salim
-
Prabowo Telepon Mentan Amran Malam-malam, Tanya Harga Pangan Ketimbang Saham
-
Bayer Sebut Lewat Inovasi Ilmu Pengetahuan Produktivitas Pertanian Bisa Naik 30 Persen
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Tangisan Pilu dI Rumah Kosong, Warga Syok Temukan Bayi Perempuan di Garasi
-
Ambulans RSUD Kosong Sopir dan BBM, Keluarga Nangis Histeris Urus Jenazah Sendiri
-
Guru Silat di Ogan Ilir Jadi Tersangka Pencabulan Santri, Diduga Lakukan Berkali-kali
-
WNA Rusia di Palembang Jadi Korban Curanmor, Drone dan GoPro Raib
-
Sayang Dibuang! Ini Cara Benar Simpan Kue Basah Palembang Pasca Lebaran