Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 31 Oktober 2021 | 15:23 WIB
Festival Teater Sumatera [istimewa]

SuaraSumsel.id - Mie adalah makanan yang berasal dari Tiongkok atau China. Saat dibawa ke Nusantara oleh para pedagang Tiongkok di masa Jalur Rempah, mie diterima masyarakat lokal maupun pendatang lainnya. Terjadi pembauran budaya atau tradisi kuliner dalam pengelolaan masakan mie.
 
Mie tidak hanya bergantung pada bumbu khas Tiongkok, seperti bawang putih, juga tercampur dengan rempah-rempah khas Nusantara, India atau Timur Tengah, serta bahan baku lainnya.
 
Maka, di Nusantara dikenal banyak masakan mie, seperti Mie Aceh (Aceh), Mie Celor (Palembang), Mie Kobak (Bangka), Bakmi Jawa (Jawa), Mie Kocok (Bandung), Mie Titi (Makassar), dan banyak lainnya.
 
Pada saat itu masakan mie menjadi menjadi “penanda” keberagaman budaya masyarakat Nusantara.
 
Tapi, ketika industri (kapitalis) merambah masakan mie, lahirlah masakan mie instan.

Dalam perkembangannya mie instan mendominasi dapur dan meja makan masyarakat di Nusantara [Indonesia].
 
Keberagaman rasa diseragamkan atau ditentukan oleh industri mi instan. Rempah-rempah yang sehat tergantikan dengan bahan baku yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
 
Narasi murah dan siap saji mampu mengembangkan lanskap mie instan ke setiap pelosok Nusantara, bahkan hingga berbagai wilayah di dunia.
 
“Mie instan memengaruhi karakter keluarga di Indonesia. Karakter ini yang kami sajikan dalam pertunjukan. Termasuk cara pandang mereka terhadap perbedaan,” kata Yusril Katil, sutradara dan pimpinan Komunitas Seni Hitam Putih, Padangpanjang, Sumatera Barat.
 
“Para Keluarga Mie Instan” yang ditulis T.Wijaya, akan dipentaskan dalam Festival Teater Sumatera [FTS] 2021 di Taman Budaya Sriwijaya, Palembang, 11-13 November 2021.
 
Komunitas Hitam Putih didirikan pada 31 Oktober 1997. Mereka telah banyak pengalaman pertujukan baik di Indonesia maupun luar negeri.

Festival Teater Sumatera 2021 [Istemewa]

Sejumlah karya yang diproduksi Komunitas Hitam Putih antara lain “Tangga’ yang terinspirasi dari puisi Iyut Fitra pada 2007 dan 2012, dan “Yang Melintas Dalam Samar” (2009)
 
Komunitas ini juga terlibat dalam sejumlah kegiatan, seperti Jakarta International Film Festival [JiFFest], In-Docs, Eagle Award, serta Silek Arts Festival.

Judul:

Baca Juga: Dirampas Puluhan Tahun, Warga Tanjung Rancing Sumsel Siap Rebut Tanah yang Dikuasai PT TMM

Para Keluarga Mie Instan

Komunitas:

Komunitas Seni HItam Putih Padangpanjang

Sutradara
Yusril Katil
Naskah
T Wijaya
Dramatug
Sahrul. N
Penata Musik
Avand Garde Dewa Gugat
Pimpinan Produksi
Kurniasih Zaitun
Staf produksi
Mpuk
Pemeran
·       Ayu
·       Decak
·       Afrizal H

Baca Juga: Kasus Anak Alex Noerdin, KPK Periksa Wakil Bupati Musi Banyuasin di Polda Sumsel

Load More