Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 04 September 2021 | 20:04 WIB
Pebulu tangkis putri Indonesia Leani Ratri Oktila (kiri) dan Khalimatus Sadiyah Sukohandoko (kanan) meluapkan kegembiraan usai mengalahkan pasangan Cina Hefang Cheng dan Hunhui Ma pada final ganda putri klasifikasi SL3-SU5 Asian Para Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (12/10/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.

SuaraSumsel.id - Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah atau lebih akrab dengan Leani/Khalimatus mengulang kisah indah Indonesia di ajang Paralimpiade.

Keduanya menghadiahi medali emas untuk Merah Putih usai penantian selama empat dekade terakhir.

Leani/Khalimatus yang datang sebagai unggulan pertama mengalahkan unggulan kedua asal China Cheng Hefang/Ma Huihui dalam dua gim langsung 21-18, 21-12.

Di partai final cabang para-badminton nomor ganda putri SL3-SU5 di Yoyogi National Stadium, keduannya mampu mengantongi medali emas bagi Indonesia.

Baca Juga: Bendungan Tiga Dihaji Jaga Eksistensi Lumbung Pangan Sumsel

Medali emas ini menjadi yang pertama bagi Indonesia sejak Paralimpiade Arnhem 1980 di Belanda. Tim Indonesia membawa pulang dua emas lewat Yan Soebiyanto pada cabang lawn bowls serta R. S. Arlen pada angkat besi.

Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah Sukohandoko (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras)

Emas yang dipersembahkan Leani/Khalimatus di Tokyo 2020 ini pun tak hanya mengulang kisah indah 41 tahun silam. Tetapi menjadi awal kesuksesan Indonesia pada cabang para-badminton yang baru pertama kali dipertandingkan di ajang Paralimpiade.

Perjalanan panjang berhasil dilewati Leani/Khalimatus sebelum akhirnya menyumbang emas pertama untuk Indonesia di Tokyo ini.

Leani sendiri turun di tiga nomor, yakni ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus, ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto, dan tunggal putri SL4.

Leani telah menjalani 10 pertandingan sejak para-badminton pada 1 September. Tak hanya itu, ia bahkan sempat melakoni tiga sampai empat laga sekaligus untuk satu hari.

Baca Juga: 6 Pengusaha di Sumsel dan Babel Menunggak Pajak Rp 1,4 Miliar

Pada hari kedua cabang para-badminton dipertandingkan pada 2 September misalnya, Leani harus menjalani tiga pertandingan beruntun pada babak penyisihan grup.

Pada 3 September, Leani harus menjalani dua laga pada hari yang sama.

Bersama dengan Khalimatus, Leani menang mudah atas wakil tuan rumah Noriko Ito/Ayako Suzuki dengan skor 21-4, 21-8. Keduannya  menang atas pemain Prancis Faustine Noel 21-12, 21-6 pada sektor tunggal putri SL4 dan memastikan satu tempat di semifinal.

Sebelum memastikan emas di sektor ganda putri, Leani terlebih dahulu harus menjalani tiga pertandingan semifinal sekaligus pada hari yang sama.

Pasangan bulu tangkis ganda putri SL3-SU5 Indonesia, Khalimatus Sadiyah Sukohandoko (kiri) dan Leani Ratri Oktila, saat melayani wawancara media selepas pertandingan semi final Asian Para Games 2018 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (11/10/2018). (ANTARA/Gilang Galiartha)

Leani pun masih harus bertahan di Stadion Yoyogi setidaknya sampai pukul 20.00 waktu setempat untuk melanjutkan pertandingan partai puncak ganda putri melawan unggulan kedua asal China Cheng Hefang/Ma Huihui.

Di tengah energinya terkuras, namun “Ratu” para-bulutangkis itu dengan tekad yang kuat nyatanya mampu menguasai Stadion Yoyogi dan mempersembahkan sekeping emas untuk negarannya.

Esok Minggu, Leani berpeluang menambah perolehan medali emas Indonesia karena dia masih akan bertanding pada laga perebutan emas untuk nomor tunggal putri SL4 dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto.

Pada tunggal putri, Leani akan berhadapan wakil China Cheng Hefang, sedangkan di ganda campuran, Leani/Hary akan berjumpa wakil Prancis Lucas Mazur/Faustine Noel [ANTARA}

Load More