Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 03 September 2021 | 10:17 WIB
Pemesan barang emosi pada kurir [instagram]

SuaraSumsel.id - Sebuah video yang memperlihatkan emak-emak emosi beredar di media sosial. Tampaknya, emak ini ialah calon pembeli yang kesal pada seorang laki-laki yang merupakan kurir.

Sistem pembelian Cash of Delivery alias COD membuatnya keduanya bertengkar. Si emak dengan nada tinggi, emosi sampai matanya melotot menolak barang yang tiba di rumahnya.

Ia bahkan menceritakan sudah pernah menolak COD sebuah kacamata dengan harga yang mahal.

"Kacomato hargo Rp 700 ribu be, aku pernah tolak," katanya pada kurir tersebut.

Baca Juga: Bendungan Tiga Dihaji Jaga Eksistensi Lumbung Pangan Sumsel

Bahkan ia pun mengungkapkan jika sistem COD tentu penjual memiliki kode etiknya. 

COD berakhir emosi [instagram]

Ia pun sempat menunjuk kurir tersebut. Bahkan ia menegaskan jika dirinya menolak barang yang sudah tiba di rumahnya tersebut. Menurut dia, penolakan barang COD bisa dilakukan.

Karena makin emosi ia pun menunjuk-nunjuk kurir.

Bahkan, ia mengungkapkan jika di rumah sedang sendirian. Lalu ia mengancam akan melaporkan kurir ke polisi.

Mendengar perkataan tersebut, kurir pun mengajak si emak ke kantor polisi. 

Baca Juga: 6 Pengusaha di Sumsel dan Babel Menunggak Pajak Rp 1,4 Miliar

Ilustrasi COD. (Google Images)

Karena semakin ditantangin, si Emak tampaknya makin emosi.

Ia pun mengeraskan suaranya lalu mendorong kurir menjauhi pintu rumahnya tersebut. Dengan nada kasar ia mendorong kurir dan menghempaskan pintu rumahnya.

Video ini kemudian menjadi viral di media sosial.

Banyak netizen kemudian menghujat emak ini. Menurut netizen, emak ini sungguh tak paham sistem COD, tidak ramah, arogan dan tidak menghargai orang lain.

Salah satu akun yang membagikannya ialah Palembang_viral.

ndhlstriiii menyampaikan pesan kepada emak-emak yang bar-bar agar tidak usah memesan barang secara online.

"Teruntuk emak emak barĀ² mending dk ush maen shoppe , kasian mamang kurir lh susah payah nganteri," tulisnya.

Load More