SuaraSumsel.id - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo siapkan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi salah satu daerah penghasil tanaman Porang hingga bisa menembus pasar dunia.
Insiasi tersebut, menurutnya, sebagai respons dari keinginan Sumsel yang memproyeksikan 10 ribu hektare (Ha) lahan pertanian untuk mulai membudidayakan tanaman Porang.
“Tentu kami mendukung (budidaya) yang mulai dikembangkan itu, bahkan bukan hanya berbentuk tanaman saja tapi juga bisa memproduksi menjadi bentuk olahan pangan,” katanya dikutip dari ANTARA, Minggu (15/8/2021).
Komoditas tanaman Porang saat ini sedang digandrungi masyarakat global khususnya Asia Pasifik dan Eropa dan bernilai ekonomi tinggi.
Nilai jual tanaman umbi-umbian dalam spesies Amorphophallus Muelleri Blume tersebut tergolong tinggi dibanding tanaman umbi lainnya, apalagi sudah berbentuk olahan jadi seperti beras ataupun tepung bisa mencapai Rp 240 ribu per kilogramnya.
“Kita sama-sama membuka jalan, khusus untuk Sumsel, budidaya Porang akan kita seriusi ke depan,” ujarnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Sabtu, mengatakan beberapa daerah disiapkan untuk membudidayakan tanaman tersebut seperti Kabupaten Banyuasin, Ogan Ilir, Muara Enim, dan Prabumulih.
“Semua orang (petani) sudah mulai menanam Porang, dengan ada sambutan dari pemerintah itu menumbuhkan kepercayaan petani bahwa Porang memberikan prospek yang baik ke depan,” katanya.
Sementara itu Bupati Kabupaten Banyuasin Askolani, mengatakan budidaya tanaman Porang sudah mereka mulai sejak April 2021 sebab melihat prospek ekonomi yang ditawarkan dari penjualan tanaman tersebut sangat baik.
Baca Juga: Diresmikan Jokowi dalam Waktu Dekat, Mentan SYL Tinjau Pengolahan Porang di Madiun
Dari aspek ketersediaan lahan dan permodalan sudah mereka rencanakan secara maksimal untuk mendukung petani-petani mengembangkan budidaya tanaman Porang.
“Meski belum terhitung secara detail beberapa wilayah seperti Kecamatan Banyuasin III, Suak Tapeh, dan Rambutan sudah mulai menanam Porang,” ujarnya.
Namun, karena minimnya informasi ikhwal ke mana dan bagaimana pemasaran tanaman Porang tersebut di pasaran sehingga petani masih lebih memprioritaskan pembudidayaan tanaman padi dan jagung.
“Ada keraguan masyarakat nanti setelah panen hasilnya akan dijual kemana, sehingga sifatnya masih tanam tumpeng sari,”
Maka dari itu ia berharap, pemerintah pusat dapat memberi gambaran yang merinci terkait pemasaran tanaman Porang tersebut jadi dengan begitu keyakinan petani-petani juga dapat tumbuh dan lebih konsisten dalam pembudidayaannya.
“Jadi dengan begitu dapat lebih meyakinkan mereka (petani), di samping pemkab juga melakukan sosialisasi bersama gapoktan,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
UMKM Kerajinan Lokal Cianjur Ini Raih Peluang di Pasar Internasional Berkat Pemberdayaan BRI
-
BRI Peduli Semarakkan Hari Guru Nasional di SDN Sukamahi 02
-
8 Pilihan Mobil Bekas Rp 80 Jutaan yang Cocok untuk Jadi Mobil Pertama, Gak Nyusahin
-
Cek Fakta: Klaim Anies Dapat Penghargaan Internasional, Benarkah atau Hoaks?
-
5 Alasan Tren Blokecore untuk Diwaspadai di Akhir 2025, Solusi agar Tidak Ketinggalan Gaya