Kisah Mula Puasa Arafah dan Mimpi Nabi Ibrahim

SuaraSumsel.id - Puasa Arafah dilaksanakan sehari sebelum hari raya Iduladha. Puasa Arafah merupakan puasa ke sembilan dzulhijah.

Puasa ini sangat disunahkan bagi umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Kisah mula puasa Arafah berasal dari kisah nabi Ibrahim akan perintah menyembelih anaknya sebagai bentuk suatu perintah kenyakinan atau arafah.

Dilansir dari NU Online - jaringan Suara.com, puasa Arafah berkaitan dengan sejarah arafah (keyakinan) Nabi Ibrahim akan mimpi perintah memotong Nabi Ismail itu sebagai wahyu Ilahi.

Menurut Kiai Ghazalie Masroeri guna mengabadikan arafah (keyakinan) dan ketaatan Nabi Ibrahim serta Nabi Ismail agar menjadi motivasi, Allah mensyariatkan umat Islam untuk melaksanakan puasa arafah.

Baca Juga: Karyawan Hotel dan Restoran di Sumsel Banyak Belum Divaksin COVID-19, Ini Langkah PHRI

Puasa ini memiliki keutamaannya juga luar biasa.

 Keutamaan puasa arafah sebagaimana sabda Nabi:

“Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, dari Nabi Saw bersabda: … (saat tiba) puasa hari Arafah aku berharap kepada Allah agar menggugurkan (dosa) setahun sebelumnya dan setelahnya. … “ (HR. Muslim).

Menyadur Harakah.id - jaringan Suara.com, puasa Arafah akan menghapus dosa - dosa kecil. Sedangkan dosa besar hanya bisa gugur apabila umat muslim bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah.

Ada juga keutamaan amalan yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah, yakni :

Baca Juga: Sumsel Genjot Produksi Padi lewat Program Optimalisasi dan Intensifikasi Lahan

“Diriwayatkan dari Abi Bakrah, dari Nabi Muhammad Saw bersabda: ada dua bulan yang tidak akan dikurangi (pahalanya ketika dikerjakan pada bulan tersebut). Kedua bulan itu adalah bulan hari raya, yakni Ramadan dan Dzul Hijjah.” (HR. Bukhari).