SuaraSumsel.id - Pempek ialah makanan khas kota Palembang. Mengkonsumsi pempek akan lebih sedap jika dilengkapi dengan cuko. Cuko pempek ini terasa pedas dan asam.
Ketua Kolegium Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) Prof Arif Sumantri mengatakan sejumlah zat asam, termasuk cuka empek-empek bisa dijadikan desifektan. Informasi ini kemudian beredar di media sosial dan sempat viral.
Sejumlah netizen memprediksikan setelah berita dan informasi ini terbit, maka bersiap-siap untuk memborong cuka pempek Palembang ini.
Informasi ini sebenarnya sudah lawas, namun dibagikan kembali oleh akun @palembang_viral.
Baca Juga: Pekan Ini, Pasien COVID 19 Sumsel Terbanyak selama Pandemi
Dalam informasi itu dijelaskan jika Ketua Kolegium Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) Prof Arif Sumantri mengatakan sejumlah zat asam, misalnya cuka empek-empek, dapat membunuh virus corona dengan dicampur bahan lainnya.
"Setengah cangkir cuka untuk empek-empek yang asam, setengah cangkir air dan ditambah minyak esensial bisa menjadi disinfektan, antiseptik," kata Arif dalam jumpa pers yang digelar Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 di Gedung BNPB seperti dilansir dari ANTARA.
Dia mengatakan takaran minyak esensial dalam kisaran 10-24 tetes, kemudian tiga unsur tersebut agar dicampur agar kemudian digunakan sebagai desinfektan atau antiseptik.
"Kocok dalam botol dan beri label tanda aman simpan di tempat aman," katanya.
Arif mengatakan cuka memiliki kandungan asam asetat yang menjadi alternatif pembersih dan pembunuh mikroba alami. Keasaman yang tinggi ini yang membuat cuka membunuh mikroba di permukaan benda.
Baca Juga: MUI Himbau Masyarakat Sumsel Tunda Resepsi Pernikahan
Minyak esensial bisa berasal dari berbagai bahan seperti minyak cengkeh, yang pada dasarnya minyak tersebut dari hasil penyulingan tanaman, bunga, akar, kayu serta biji buah.
Minyak esensial berkhasiat sebagai obat, penyembuh dan melawan mikroorganisme terutama pada benda mati.
"Cara kerja asam cuka ini karena rendahnya PH dan ada asam asetat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Minyak esensial bisa menambah kualitas, bisa anti jamur," katanya.
Sebelum disifektan alami disemprot, media sasaran agar dibersihkan. "Ini disinfektan alami pengganti disinfeksi yang kini mahal dan langka," katanya.
informasi ini kemudian dikomentari netizen beragam. Menurut netizen, jangankah menjadi desifektan, cuka ialah pelengkap makanan yang enak.
Orang Palembang dalam keseharian mengkonsumsinya sebagai makanan khas.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Percaya Celana Dalam Perempuan Bisa Dijadikan Skincare, Pria Ini Ditangkap Polisi
-
Bikin Kesel! Tukang Pempek Colong Celana Dalam Cewek Buat Obat Jerawat
-
Kreasi Nama Pempek, Ternyata Ini Penyebab Disebut Pempek Kapal Selam
-
Tak Hanya Palembang, Ternyata Juga ada Pempek Khas Asli Semarang
-
Duh! Sisca Kohl Kembali Buat Heran, Kali Ini Bikin Es Krim Pempek
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 9 Mobil Bekas Murah Sekelas Alphard Mulai Rp 60 Juta: Captain Seat Nyaman Selonjoran
- 5 Rekomendasi Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
Pilihan
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaru Juni 2025
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia saat Khutbah Jumat, Ini Profilnya
Terkini
-
Saldo Dana Gratis Hari Ini: Ini 4 Link Dana Kaget Terbaru yang Wajib Kamu Klaim Sekarang Juga!
-
Cicilan Cuma Rp300 Ribuan, Begini Cara Dapat KUR Rp10 Juta Tanpa Ribet!
-
Era Prabowo Dimulai: PLTM Minihidro Ini Jadi Bukti Komitmen Energi Bersih Nasional
-
Sambut Idul Adha 1446 H, Semen Baturaja Salurkan 13 Sapi Kurban di 3 Wilayah Operasional
-
Festival Bulan Juni di Palembang Hadir Lagi, Komunitas Suarakan Krisis Lingkungan