Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 30 Mei 2021 | 07:35 WIB
Ilustrasi Kelapa. (Pixabay/nipananlifestyle) BUMD PT SAI Ekspor Perdana 135 Ton Kelapa ke Thailand

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih mengatakan ekspor sektor pertanian terus melejit sejak tahun lalu bahkan sempat mencetak pertumbuhan hingga 90 persen.

“Meski share-nya dari total nilai ekspor Sumsel belum mencapai 1,0 persen, tapi ini menjadi salah satu potensi yang bisa dikembangkan,” kata dia.

Berdasarkan data BPS, kontribusi ekspor pertanian Sumsel mencapai 0,97 persen terhitung Januari-April 2021 atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang 0,77 persen.

Sementara, sektor migas 2,46 persen dan pertambangan 21,54 persen.

Baca Juga: Kick Off Food Estate di Sumsel, Mentan: Target Kita Ekspor, Gertak Tekan Impor

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian mengatakan sejak lama pemerintah provinsi menaruh perhatian pada perkebunan kelapa sehingga dilakukan stimulus seperti pembangunan pabrik pengolahan di Kabupaten Banyuasin.

Pabrik tersebut juga mengolah sabut kelapa menjadi serat (coco fiber) dan serbuk (coco peat) yang bernilai tambah untuk pasar ekspor dengan negara tujuan China, Jepang, dan sebagian negara Eropa.

Harga pokok produksi coco fiber senilai Rp 1.900 dan coco peat senilai Rp1.100/kg di tingkat petani. Sementara untuk harga ekspor masing-masing senilai Rp3.000 dan Rp2.000/kg.

Sumsel memiliki kebun kelapa seluas 65.242 hektare dengan produksi mencapai 57.570 ton kopra atau setara 230,28 juta butir kelapa per tahun.

Sektor perkebunan kelapa ini diharapkan sudah memanfaatkan sabut dan memproduksi coco fiber dan coco peat pada 2021. Dengan potensi ekspor sabut 50 persen saja, maka dapat meraup devisa senilai Rp 71,96 miliar. (ANTARA)

Baca Juga: Bus AKAP Sambodo Terbalik di Sumsel, 3 Warga Sumbar Tewas

Load More