SuaraSumsel.id - Persatuan organisai perawat atau PPNI Sumsel menyatakan sikapnya agar penganiayaan perawat RS Siloam Palembang tetap diproses hukum. Meski pelaku, Jason Tjakrawinata sudah meminta maaf kepada korban, pihak keluarga dan rumah sakit sekalipun.
Ketua PPNI Sumsel, Subhan Haikal menyatakan pihaknya akan terus mendampingi kasus ini. Dalam dua hari ini, PPNI dari divisi badan bantuan hukum, telah menyiapkan kuasa hukum guna melakukan komunikasi dan pendampingan korban perawat Cristina (28).
"Saya di hadapan Cristina bilang, sebagai sesama manusia, kita memang harus memafkan. Tetapi, hukum tetap harus ditegakkan," ujar ia.
Sehingga, diterangkan Subhan sebagai pribadi manusia yang baik, korban akan memafkan pelaku, namun kasus yang menimpanya masih akan diproses secara hukum. Titik berat persoalan ini, mengenai kekerasan terhadap tenaga perawat dan medis.
"Persoalan utamannya ialah kekerasan yang dilakukan pelaku. Mengenai maaf dan meafkan, tentu akan dimaafkan sebagai mana halnya menjadi manusia yang baik," terang ia.
Hanya saja, untuk proses hukum, ia menegaskan, PPNI menginginkan agar kasusnya tetap bisa dilanjutkan sampai pada persidangan.
"Ada titik berat kasus ini, yakni kekerasan pada tenaga medis. Situasi pandemi saat ini, perawat atau tenaga medis tengah diuji, mana ada kasus seperti ini pula (kasus kekerasan)," ungkapnya.
Ia pun menyatakan tim kuasa hukum bagi Cristina nantinya merupakan gabungan dari tim kuasa hukum dari pihak rumah sakit dan PPNI Sumatera Selatan.
"Hari ini, tim hukum dari rumah sakit melakukan komunikasi dengan Cristina, sedangkan dari PPNI yang berupa devisi hukum dan perlindungan, baru akan besok. Besok malam, baru digelar pertemuan tim kuasa hukum gabungan," tegas ia.
Baca Juga: Hari Ini, BMKG Prakirakan Sumsel Berpotensi Hujan Lebat
Untuk saat ini, Subhan menyatakan kondisi Cristina mengalami perkembangan. Mesti masih dirawat di rumah sakit, luka di dagu sudah mulai hilang sedangkan lembam di perut belum diperoleh informasi lanjutannya.
"Dia (Cristina) sudah mulai membaik. Sudah bisa berkomunikasi, secara spikologis lebih baik," pungkas ia.
Kasus kekerasan penganiayaan bermula dari pelaku yang merupakan keluarga pasien (ayah pasien) tersulut emosi setelah istrinya menceritakan jika bekas infus anaknya berdarah.
Istri menceritakan kejadian tersebut mengakibatkan anaknya terus menangis dengan darah yang terus mengalir. Tidak terima dengan cerita yang disampaikan istri, pelaku Jason memanggil perawat.
Korban yang merawat anak Jason telah ingin berusaha menjelaskan mengapa peristiwa tersebut terjadi, namun karena tersulut emosi, Jason langsung menampar, memukul, menjambak, mendorong tubuh perawat Cristina hingga ke terdorong ke dinding.
Akibatnya, korban Cristina mengalami luka di bagian wajah, dagu dan perut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Ada 'Orang Asing' di Fotomu? Hapus Cuma 5 Detik Pakai Fitur AI Ajaib Ini
-
Dewan Kopi Sumsel: Filosofi Tunggu Tubang Jadi Inspirasi Pelestarian Kopi Semendo
-
Transaksi Rp1.145 Triliun Tercatat, AgenBRILink Jadi Motor Inklusi Keuangan BRI
-
BRI Pacu Penyaluran KPR FLPP, Perkuat Program 3 Juta Rumah dan Asta Cita Pemerintah
-
Inflasi Sumsel Naik 0,27 Persen pada September 2025, BI Pastikan Masih dalam Sasaran