Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 18 Maret 2021 | 17:26 WIB
Muamar, salah seorang pedagang cabai rawit di Pasar Serpong, Kota Tangsel, Jumat (12/3/2021). [Suara.com/Wivy]

SuaraSumsel.id - Harga cabai di pasar tradisional di Sumatera Selatan, terutama Palembang masih tinggi. Harga satu kilogramnya mencapai Rp 100.000.

Misalnya, harga cabai rawit di Pasar Kamboja Kecamatan Ilir Timur II Palembang, harganya naik dari sebelumnya Rp 40.000/kg menjadi Rp 100.000 / kg

Tidak seperti harga cabai rawit, harga cabai merah justru lebih terjangkau, harganya Rp60.000 /kg.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perdagangan Palembang, Handayani mengatakan, harga cabai mahal karena lebih banyak produsen yang belum panen. Karena itu, menjelang puasa, permintaan meningkat namun pasokan tidak bertambah.

Baca Juga: Pondok Pesantren di Sumsel Jadi Sub Penyalur Bahan Bakar Minyak

“Petani masih banyak belum panen, sekitar April baru ada panen. Harga mahal, karena stok di pasar sedikit,” katanya seperti dilasnir dari Sumselupdate - jaringan Suara.com, Kamis (18/3/2021).

Biasanya, kata dia, harga pasaran itu mengikuti harga pasar. Saat permintaan meningkat namun persediaan masih belum bertambah karena beberapa wilayah belum panen, maka harga akan makin mahal.

Sejauh ini Dinas Perdagangan sudah mendata beberapa harga cabai di beberapa pasar Palembang, antara lain di Pasar Plaju, Pasar Jakabaring dan Pasar KM 5.

Berdasarkan peninjauan harga cabai merah masih dalam angka normal di kisaran Rp65.000 /kg dan rawit setan Rp100.000 /kg.

Ia pun berpesan, jangan sampai masyarakat membeli dalam skala banyak.

Baca Juga: Belajar Tatap Muka di Sumsel Bakal Digelar jika Seluruh Guru Divaksin

Karena soal harga cabai, naik dan turun merupakan permintaan pasar dan kebutuhan yang fluktuatif. Berbeda dengan bahan pokok lauk seperti ikan yang memang tetap laku di pasaran dalam kondisi apapun.

Load More