SuaraSumsel.id - Kota tua Mosul, Irak Utara memberikan cerita unik tentang tolenransi. Di kota yang pernah diduduki gerombolan ISIS pada pertengahan 2014 ini, membangun kembali sejumlah rumah ibadah.
Baik warga muslim dan nasrani di kota tersebut membangun kembali masjid dan gereja yang hancur usai diduduki gerombolan ISIS.
Mereka bergotong royong bersama-sama rumah ibadah. Saat perang, rumah-rumah warga, gereja dan masjid, yang berdiri berdampingan selama berabad-abad, rusak berat.
Upaya restorasi kota tua dilakukan di bawah supervisi badan pendidikan, sains, dan kebudayaan PBB (Unesco).
Salah satu fokus kerjanya ialah membangun kembali masjid dan gereja di kota lama.
"Kami mendorong warga Kristen bekerja membangun kembali masjid ... dan sebaliknya kami juga mendorong warga Muslim untuk membangun kembali gereja. Itulah salah satu tujuan proyek ini [yaitu meneguhkan rasa kebersamaan semua warga]," kata Omar Yasir Adil Taqa, asisten koordinator Unesco di Mosul.
Hidup berdampingan ialah salah satu ruh kota Mosul. Kebersamaan dan persaudaraan dihormati oleh warga Muslim, Kristen, dan Yazidi yang tinggal di kota ini, kata Emad Sabri Abdulahad, penyelia keamanan Unesco.
"Kami hidup bersama di sini," ujar Abdulahad.
Anas Ziad, pegawai Unesco yang terlibat proyek restorasi rumah ibadah di Mosul mengatakan selama tiga tahun ISIS memisahkan umat warga Muslim dan Kristen.
Baca Juga: Ini Alasan Dokter Kecantikan Richard Lapor Kartika Putri ke Polda Sumsel
"Sekarang kami bisa bersama lagi, bersama-sama antara warga Muslim, Kristen, dan Yazidi membangun kembali Mosul," kata Ia.
Ruh kebersamaan inilah yang ingin dihadirkan kembali saat merestorasi masjid dan geraja. Masjid yang dibangun kembali ialah Masjid al-Nuri.
Bangunan dan menara yang miring pernah menjadi simbol kota Mosul. Namun masjid ini dihancurkan oleh petempur-petempur ISIS ketika mereka dipukul mundur pada 2017.
Taqa, sisten koordinator Unesco, mengatakan ISIS sengaja mencoba menghancurkan Mosul dan dalam prosesnya ingin pula menghancurkan sejarah kota ini.
Taqa mengungkapkan para pekerja memindahkan lebih 5.600 ton puing-puing yang berserakan di kompleks masjid.
Para pekerja membangun kembali masjid dan gereja secara berhati-hati. Sebisa mungkin mereka menggunakan material asli. Selain merestorasi masjid al-Nuri, Unesco juga membangun kembali gereja al-Saa'a dan al-Tahera.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Bukan Demo Biasa! Ribuan Siswa SMK Negeri 1 Indralaya Desak Kepsek Mundur: Karena Arogan!
-
Parfum Kesayanganmu Tiba-tiba Bau Aneh? Bongkar Rahasia 'Umur' & Tanggal Kedaluwarsanya
-
'Sakit' Lagi! Kejati Ancam Jemput Paksa Tersangka Korupsi 'Sultan Palembang' Haji Halim
-
Curhat Para Gubernur di Depan Menkeu Purbaya: Bagaimana Kami Bayar Gaji Ribuan Pegawai?
-
Siap-siap Tinggalkan Mobil! Aturan Baru Paksa Ribuan PNS Palembang Rasakan Naik Angkot