Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 12 Januari 2021 | 11:46 WIB
Foto udara jalan tol Trans Sumatera sesi ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lampung, Sabtu (9/3). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A. Pemerintah Muba mengusulkan jalur hewan liar di jalan tol tersebut.

SuaraSumsel.id - Kantor Staf Presiden (KSP) menggelar rapat kordinasi pembangunan jalan tol di Sumatera Selatan. Deputi I Kantor Staf Presiden, Febry Calvin Telepta mengundang pemerintah kabupaten dilintasi jalan tol tersebut.

"Proyek pembangunan tol di Sumatera Selatan harus menyelaraskan kepentingan nasional dan daerah,” ujar Febry melalui siaran pers KSP di Jakarta, Senin dilansir ANTARA.

Ia menyampaikan jalan Tol Trans Sumatera sudah ditetapkan sebagai Major Project di RPJMN 2020-2024.

Presiden juga telah menetapkan ruas-ruas tol Trans Sumatera sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Perpres 109 Tahun 2020.

Baca Juga: Suzuki Splash Hilang Kendali di Tol Lampung, Satu Penumpang Tewas

Dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Tol di Sumatera Selatan yang digelar secara luring dan daring, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin, KSP menerima berbagai masukan dari pemda setempat dan BUMN pelaksana proyek.

Jalur Jalan Tol Trans Sumatera [pu.go.id]

Dalam rapat ini, perwakilan pemda yang hadir berasal dari Prabumulih, Banyuasin dan Musi Banyuasin, sebagai daerah yang berada dalam wilayah pembangunan beberapa ruas tol.

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin mengusulkan pergeseran exit tol dari Kecamatan Tungkal Jaya ke Kecamatan Sungai Lilin dan pembangunan rest area di empat lokasi.

Selain itu, dia menekankan perlunya memerhatikan aspek lingkungan dalam proses pembangunan jalan tol di wilayahnya.

Dia menyontohkan adanya jalur untuk hewan liar di tol Pekanbaru.

Baca Juga: Suku Anak Dalam Di Kabupaten Ini Diberi Beasiswa

"Nanti bisa dibuatkan juga semacam terowongan untuk jalur hewan liar. Jadi proyek ini benar-benar memerhatikan lingkungan sekitar, akan jadi penilaian bagus juga untuk dunia internasional," jelas Dodi.

Dari masukan tersebut, Febry pun menegaskan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah harus diperkuat.

Apalagi, kata Febry, BUMN pelaksana proyek pun perlu beragam pertimbangan dalam membangun Tol Sumatera Selatan, baik dari sisi permodalan (equity) maupun anggaran belanja modal (capital expenditure/capex).

Pembangunan jalan tol Trans Sumatera. [Dok Kementerian PUPR]

"Pastinya, pembangunan infrastruktur ini untuk menumbuhkan ekonomi baru, tapi pembangunannya tidak serta merta karena butuh modal dan capex, sehingga perlu koordinasi agar biaya bisa ditekan dan pembangunan bisa didorong," jelas Febry.

Sebagai informasi di Sumatera Selatan terdapat beberapa ruas tol yang sedang dibangun di antaranya adalah Simpang Indralaya-Muara Enim sepanjang 126,7 km yang melewati Kabupaten Ogan Ilir, Muara Enim, dan Kota Prabumulih.

Kemudian Palembang-Betung (sebagai bagian dari ruas Kayu Agung-Palembang-Betung) sepanjang 69 km yang melewati Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Kota Pelembang, dan  Banyuasin, serta ruas Betung-Tempino-Jambi sepanjang 134 km yang melewati Kabupaten Banyuasin,  Musi Banyuasin, dan Muaro Jambi. (ANTARA)

Load More