Scroll untuk membaca artikel
Iwan Supriyatna | Mohammad Fadil Djailani
Jum'at, 08 Januari 2021 | 09:07 WIB
Ilustrasi emas. (Shutterstock)

SuaraSumsel.id - Menguatnya dolar AS dan lebih tingginya imbal hasil US Treasury membuat harga emas dunia kembali melemah.

Mengutip CNBC, Jumat (8/1/2021) harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi 1.913,87 dolar AS per ounce. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,3 persen menjadi 1.913,60 dolar AS per ounce.

Harga tersebut sudah turun sebanyak 2,5 persen setelah mencapai level tertinggi sejak 9 November.

"Imbal hasil yang lebih tinggi menarik beberapa pelarian untuk mengamankan uang keluar dari pasar emas," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.

Baca Juga: Naik Rp 6.000, Harga Emas Antam Dibanderol Rp 981.000 per Gram

"Tetapi, kendati apresiasi dolar membebani emas, penguatan greenback kemungkinan akan "berumur pendek," ujar dia.

Indeks Dolar (Indeks DXY) rebound dari level terendah multi-tahun, membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Kemenangan Partai Demokrat dalam pemilihan anggota Senat Amerika memicu ekspektasi inflasi karena investor menaikkan spekulasi untuk lebih banyak stimulus fiskal, sementara Kongres AS mensertifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Logam non-imbal hasil itu dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang kemungkinan dipicu oleh langkah-langkah stimulus yang lebih luas.

Logam lainnya, perak turun 0,5 persen menjadi 27,16 dolar AS per ounce. Platinum melejit 1,4 persen menjadi 1.117,06 dolar AS per ounce, sementara paladium melemah 0,6 persen menjadi 2.423,82 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Naik Lagi Imbas Meningkatnya Kasus Corona

Load More