Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 14 Juli 2020 | 16:37 WIB
Ilustrasi babi. [PIxabay/Roy Buri]

SuaraSumsel.id - Ratusan ekor babi mati di peternakan Palembang, Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di laboratorium, hewan mamalia itu positif terinfeksi virus demam babi Afrika (ASF/Africa Swine Faver).

Pihak Persatuan Dokter Hewan (PDHI) Sumsel saat ini masih menunggu rekomendasi pemerintah pusat terkait langkah selanjutnya.

Salah satunya melakukan karantina wilayah agar virus demam babi Afrika tidak menyebar luas.

"Kami menunggu keputusan pemerintah pusat, apakah dilakukan karantina atau tidak, sebab kejadian ini sebuah wabah," ujar Ketua PDHI Sumsel Jafrizal dilansir dari Batamnews—jaringan Suara.com—Selasa (14/7/2020).

Baca Juga: Jalan ke Seko Rusah Parah, Mahasiswa Tagih Janji Pemerintah

Jafrizal menjelaskan, ratusan babi di Palembang yang terpapar virus itu didatangkan dari Lampung dan Sumatera Utara yang sebelumnya terjadi kasus serupa.

Untuk itu, dia berharap ada pengetatan dalam distribusi babi ke Palembang.

"Mesti dilakukan pengetatan lalu lintas babi dari atau menuju Palembang, karena bisa saja turut terpapar," ujarnya.

Saat ini, sambung dia, pihaknya rutin melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh peternakan babi untuk mencegah penularan.

Peternak diimbau mencari anakan yang dipastikan sehat dan berizin.

Baca Juga: Tak Pakai Masker di Banjarbaru Siap-siap Didenda Rp250 Ribu

"Untuk flu babi atau H1N1 belum ditemukan. Ini perlu diwaspadai juga karena bisa menularkan ke hewan lain, berbeda dengan demam babi Afrika," terangnya.

Jafrizal menegaskan, demam babi Afrika tidak menular ke manusia.

Untuk mengonsumsinya harus dimasak benar-benar matang agar virusnya mati.

"Jangan takut mengonsumsinya, tidak ada efek bagi manusia asal dimasak dengan dengan baik," pungkasnya.

Untuk diketahui, pada akhir Mei lalu, ratusan babi milik peternak di kawasan Talang Buruk Palembang mati mendadak.

Gejalanya demam tinggi dan merah pada kulit. Kasus tersebut rupanya sudah terjadi sejak Maret dan total terdapat 878 ekor babi yang mati.

Kekinian ratusan babi tersebut dinyatakan positif terinfeksi ASF atau demam babi Afrika.

Load More