SuaraSumsel.id - Kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla terjadi hampir setiap tahun di Sumatera Selatan atau Sumsel. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, karena karhutla menimbulkan kerugian besar bagi lingkungan.
Tema ini menjadi bagian pembahasan dalam webinar yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang bersama Google News Initiative dengan tema Menciduk Misinformasi Karhutla dan Perubahan Iklim, Kamis (14/4/2022) kemarin.
Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), lebih dari satu juta hektare lahan terbakar akibat karhutla di Sumsel selama lima periode terakhir, yakni 2015-2020.
Karhutla menjadi biang keladi kabut asap, terparah terjadi pada 2015 dan 2019 di Sumsel serta menyebabkan kelumpuhan ekonomi.
Kepala Divisi Kampanye Walhi Sumsel Puspita Indah Sari mengatakan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah menekan emisi karbon, seperti menekan laju deforestasi dan kebakaran hutan dan lahan.
Hal ini mnegakibatkan deforestasi di Indonesia meningkat dari yang sebelumnya 1,1 juta ha/tahun (2009-2013) menjadi 1,47 juta ha/tahun (2013-2017).
"Padahal Indonesia sudah berkomitmen untuk menekan laju deforestasi," ujarnya.
Karhutla yang kerap terjadi juga dinilai dari ketimpangan penguasaan lahan yang ada di Sumatera Selatan atau Sumsel. Provinsi yang berada di bagian selatan Pulau Sumatera ini memiliki luasan lahan mencapai 9,159 juta hektar dengan jumlah penduduk 8,47 juta jiwa.
Dari luasan lahan tersebut, 1,7 juta hektare memang dikuasai negara, sedangkan 3,55 juta hektare dikuasai korporasi atau perusahaan sedangkan 3,9 juta hektare dikuasai rakyat.
Baca Juga: Kopi Pagar Alam Sumsel Siap Ekspor, Sasar Segmen Pasar Produk Premium
“Saat ini lahan di Sumsel sebagian besar sudah dikuasai korporasi. Dari total 3,55 juta hektare yang dikuasai korporasi itu, kebun kayu 1,5 hektare, 1,3 juta hektare perkebunan, dan pertambangan 675 ribu hektare. Industri ekstraktif sangat berdampak pada upaya menjaga lingkungan,” ujar Pita.
Berita Terkait
-
Kasus Bikin Konten Rendang Hilang, Polisi Periksa Pelapor Willie Salim
-
Gubernur Herman Deru Buka Rakor Forkopimda Se-Sumsel
-
Gercep Antisipasi Arus Mudik Lebaran, Herman Deru Cek Jalur Tol Alternatif Palembang-Betung
-
Jejak Pendidikan Umi Hartati: Sarjana Ekonomi hingga Ketua Komisi yang Ditahan KPK
-
Dijerat OTT KPK, Ini Daftar Kekayaan Miliaran Umi Hartati yang Jadi Sorotan
Tag
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Sanjo Palembang: Antara Modernisasi dan Warisan Leluhur, Mampukah Bertahan?
-
Lebaran Aman Bertransaksi, BRI Cegah Penipuan dan Kejahatan Siber
-
Debat Paslon PSU Pilkada Empat Lawang Dipindah ke Palembang, Ada Apa?
-
Viral Bupati Pali Emosi Saat Sholat Id: Air PAM Mati, Rumah Pribadi Terdampak
-
7 Alasan Lebaran di Palembang Selalu Spesial dan Penuh Keunikan