SuaraSumsel.id - Oknum kepala sekolah menengah pertama (SMP) Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), diduga melakukan kekerasan terhadap seorang anak muridnya.
Akibat tindakan kekerasan tersebut diduga anak murid berinisial H (15) itu harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Dinas Pendidikan Kota Palembang menindaklanjuti terkait dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan pihaknya sudah menindaklanjuti dugaan kekerasan tersebut dengan langsung menghubungi kepala sekolah bersangkutan.
Menurut Zulinto, F selaku kepala SMP swasta yang berlokasi di Jalan Kadir Tkr Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus itu mengaku tidak ada kekerasan yang ia lakukan terhadap seorang anak murid tersebut.
Meskipun memang F membenarkan, kata Zulinto, dirinya pernah memberi hukuman berupa push-up kepada H pada November 2021 karena yang bersangkutan itu terlambat masuk sekolah.
"Saya minta dijelaskan bagaimana peristiwanya. Kemudian F mengakui dia (H) di push-up tapi itu tidak ada kekerasan (kontak fisik)," kata dia saat dihubungi melalui saluran telepon di Palembang, Sabtu (12/2/2022) dikutip dari ANTARA.
Informasinya saat ini H mengalami sakit usus buntu dan dioperasi sejak bulan Januari.
Sekalipun demikian, ia meminta, pihak rumah sakit harus menjelaskan hasil pemeriksaan medisnya untuk dapat diketahui lebih jauh apakah sakit yang diderita H itu berkesinambungan dengan dugaan kekerasan.
Baca Juga: Pura-pura ke Toilet, Remaja di Palembang Merampok Uang Minimarket Rp31,8 Juta
Sehingga peristiwa dugaan ini dapat ditengahi secara jernih jangan sampai ada kekeliruan khususnya di ruang publik.
"Apakah itu kekerasan juga belum bisa dipastikan, yang menyatakan itu harusnya kepolisian. Pihak sekolah sudah menjawab itu tidak benar, namun kalau memang ada keberatan dari keluarga ke mana mereka harus menyampaikan. Sampaikanlah dengan aturan yang ada," imbuhnya.
Menurut Zulinto, terlepas dari hal tersebut ia meminta kepada pihak sekolah untuk memperhatikan anak muridnya yang sakit tersebut.
"Sebab yang pasti ada anak didik yang sakit. Saya minta sekolah untuk memperhatikan anak didiknya yang sakit itu," kata dia.
Ketua PGRI Sumsel itu pun mengimbau kepada semua pihak penyelenggara lembaga pendidikan harus mengedepankan tindakan-tindakan pedagogi sebagai seorang guru jangan sampai ada tindak kekerasan kepada setiap peserta didik dalam kondisi apapun.
Sementara itu Kepala Sekolah F melalui penasihat hukumnya Septalia Furwani mengatakan, saat itu pada 16 November 2021 H diberi hukuman push-up sebanyak 10 kali bersama dengan beberapa rekannya yang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
8 Mobil Bekas Rp80 Jutaan untuk Mobil Pertama yang Nyaman, Irit, dan Gak Nyusahin
-
4 Pembunuhan Sadis dalam Sepekan di Sumsel, Benarkah Pola Barunya Bikin Warga Cemas?
-
Sudah Cair BLT Rp 900 Ribu! Begini Cara Cek Nama Anda Masuk Penerima atau Tidak
-
PTBA Mendominasi ICEA 2025, Inovasi Zero Waste dan Siba Rosela Jadi Kunci Kemenangan
-
PTBA Kembali Buktikan Kelasnya, Raih Predikat Indonesia Most Trusted Company 2025