SuaraSumsel.id - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) menjajaki penerbangan komersil ke Singapura.
Saat ini Pemprov Babel sedang berkoordinasi dengan beberapa maskapai penerbangan untuk membuka penerbangan dari dan ke Singapura.
Langkah itu diambil Pemprov Babel guna meningkatkan kunjungan wisatawan di negeri serumpun sebalai itu.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Lion Air dan Air Asia untuk membuka jalur penerbangan baru Singapura - Pulau Bangka dan Belitung," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan, Minggu (21/11/2021) dikutip dari ANTARA.
Ia mengatakan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan domestik di tengah kasus COVID-19 yang semakin melandai di Provinsi Kepulauan Babel, pihaknya juga sedang menjajaki jalur penerbangan Yogjakarta - Pulau Bangka - Belitung.
"Kita juga telah koordinasi dengan pihak maskapai Citilink untuk membuat jalur penerbangan baru menyambut semakin melandainya kasus Covid-19 dengan jalur penerbangan Yogyakarta-Belitung-Bangka dan sebaliknya," katanya.
Ia sangat optimis dengan jalur penerbangan baru ini akan berdampak peningkatan kunjungan wisatawan di Babel. Apalagi Pulau Belitung juga konsisten, dimana masyarakatnya kompak menolak pertambangan timah di wilayah laut.
"Usaha memajukan pariwisata tidak bisa hanya sampai di sini, dan ini adalah usaha dan upaya semua pihak, agar bagaimana membuat waktu tinggal wisatawan di Babel lebih lama," katanya.
Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami mengatakan kunjungan wisatawan menginap di hotel berbintang pada September 2021 mencapai 27.510 orang atau naik 48,26 persen dibandingkan bulan sebelumnya 18.555 orang.
Baca Juga: Singapura Longgarkan Pembatasan Sosial, Makan di Restoran Boleh Bareng 5 Orang
"Pada September tahun ini wisatawan domestik naik 48,37 persen, sementara wisatawan asing turun 32 persen," katanya.
Ia mengatakan rata-rata lama menginap tamu total keseluruhan September 2021 pada hotel bintang selama 1,60 hari. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, para tamu mengalami penurunan lama menginap selama 0,12 hari.
"Wisatawan asing cenderung menginap lebih lama dibandingkan wisatawan Indonesia. Rata-rata lama menginap antara tamu asing dan tamu domestik masing-masing sebesar 3,18 dan 1,60 hari," katanya. (ANTARA)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
Terkini
-
UMKM Healthcare Naik Kelas, Berkat Program Pemberdayaan BRI Pengusaha Muda BRILiaN
-
Investasi SR023T3 & SR023T5 Dapatkan Kupon Tinggi, Cashback Fantastis, Pesan Mudah Lewat BRImo!
-
Skandal Korupsi LRT Sumsel: Eks Dirjen Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono Dipindah ke Rutan
-
CSR Bank Sumsel Babel: Dari Operasi Mata Gratis hingga Akses Kesehatan untuk Ribuan Warga
-
Dugaan Proyek Fiktif Rp2,56 Miliar di Palembang, 11 Ketua RT hingga PHL Diperiksa Kejari