Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 19:07 WIB
Ketua KPK Firli Bahuri memimpin kegiatan sepeda santai di Sleman, Jumat (29/10/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraSumsel.id - Rapat kerja (raker) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK di hotel mewah Yogyakarta mendapat kritikan dari mantan pegawainya. Pergelaran raker di Yogyakarta di tengah pandemi Covid-19, dinilai pemborosan anggaran.

Ketua KPK Komjen Firli Bahuri memberi jawaban atas kritikan tersebut. 

Firli menegaskan, mereka berada di Yogyakarta pada 27-19 Oktober bukan untuk jalan-jalan alias pelesir melainkan melaksanakan serangkaian kegiatan rapat kerja jajarannya di DIY.

"Kami di Yogyakarta bukan jalan-jalan, tapi ada kegiatan yang harus diselesaikan," kata dia, saat ditemui seusai bersepeda bersama pimpinan dan pejabat KPK di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Dirampas Puluhan Tahun, Warga Tanjung Rancing Sumsel Siap Rebut Tanah yang Dikuasai PT TMM

Melalui raker di Yogyakarta, jajaran pimpinan serta pejabat struktural menyusun dan mengevaluasi capaian kinerja KPK dua tahun terakhir mulai 2019 sampai 2021 termasuk merencanakan kinerja KPK dua tahun ke depan.

Selain mengevaluasi capaian kinerja, KPK juga berupaya melakukan evaluasi efektivitas dan efisiensi anggaran, termasuk membahas bagaimana penghitungan anggaran di masa mendatang.

Salah satu ciri organisasi yang ingin maju, berupaya melakukan evaluasi agar ada perubahan ke arah yang lebih baik.

"Pak Alex (Alex Marwata) ini punya pengalaman periode keempat kemarin sekarang masuk periode kelima, sudah dua tahun tentu beliau yang bisa mengevaluasi bagaimana yang lalu, bagaimana sekarang, dan bagaimana ke depan," kata dia, yang didampingi Wakil Ketua KPK, Alex Marwata. (ANTARA)

Baca Juga: Kasus Anak Alex Noerdin, KPK Periksa Wakil Bupati Musi Banyuasin di Polda Sumsel

Load More