“Saya hanya ingin mengenalkan mahakarya nenek moyang. Jiwa seni mereka tidak bisa diduplikasi dengan mudah. Baju lambung dari Suku Sasak, misalnya, bermakna kasih sayang pada sesama yang harus dimiliki semua orang. Batik khas Jambi motif bungo tanjung justru mengandung pesan bagi pemakainya agar menjadi pemimpin yang arif, bijaksana, pula dapat dipercaya. Demikian juga pada tenun, proses pembikinannya dilakukan dengan penuh rasa dan cinta. Ringkasnya, karya nenek moyang kita itu hebat sekali,” paparnya.
Pesan lain yang ingin disampaikan oleh acara ini adalah ajakan untuk menghargai dan merawat keragaman. “Saya mengajak seluruh perempuan di mana saja agar lebih mengenali Indonesia, tanah air yang ditakdirkan memiliki banyak keragaman, ” ujar Nury.
Jangan lupa, sambung Nury, perempuan adalah aktor utama pelestarian tradisi, di belahan bumi mana pun. “Songket, tenun, batik, kebaya, dan rupa-rupa penutup kepala dengan makna dan filosofinya itu siapa yang menciptakan? Perempaun. Maka para perempuan hendaknya menjadi penjaga tradisi itu, bukan meninggalkan,“ katanya.
Sejauh ini Nury sebagai pegiat literasi cukup khawatir pada cakrawala pengetahuan anak-anak perihal budaya ibu kandungnya.
“Yang mereka lihat sehari-hari itulah yang mereka simpan dalam memorinya. Kalau mereka tidak pernah diperlihatkan tentang kebiasaan atau tradisi perempuan Indonesia seperti apa, jangan salahkan jika tradisi dan keberagaman itu akhirnya mati,” ungkap Nury, menutup perbincangan ‘’resmi” pada acara Ngopi Tengkuluk.
Salah seorang peserta Ngopi Tengkuluk dari kelompok Serumpun Bakung, Nisa Alwis, menyatakan kesukaannya pada acara nongkrong bareng ini. “Ini menurutku mencerahkan. Ternyata kerudung kita itu lucu-lucu dan kaya. Semoga acara macam ini makin sering, biar kita jadi paham bahwa kreasi orang-orang dulu itu keren dan mestinya kita melestarikan itu,” tuturnya.
Ngopi Tengkuluk diikuti komunitas yang tergabung di Serumpun Bakung, Blackhouse Library, Chattra Kebaya, Beyond, Pertiwi Indonesia, Chatra Kebaya, Sanggar Tari SBM dan Gemah (TMII), Yayasan Dilts, Pondok Belajar PUAN, dan Komunitas Perempuan Sehati Indonesia.
Tag
Berita Terkait
-
Kolaborasi Anne Avantie dan Tupperware Meriahkan Hari Batik Nasional
-
Daftar Hari Besar Oktober 2021, Hari Kesaktian Pancasila hingga Sumpah Pemuda
-
Inilah Womenpreneur Indonesia yang Memberdayakan dan Mempercantik Perempuan Indonesia
-
Pullman Ciawi Gandeng Batik Danar Hadi untuk Peringati Hari Batik Nasional
-
Keren! Kolaborasi Pullman Ciawi dan Batik Danar Hadi Semarakkan Hari Batik Nasional
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
Terkini
-
BRI Buktikan Konsistensi Pemberdayaan UMKM dan Keuangan Inklusif Nasional
-
Dari Surabaya Mendunia: Berikut Kisah Inspiratif UMKM Binaan BRI yang Ubah Sampah Jadi Popok
-
Jangan Lewatkan! Gerhana Bulan Total Bakal Bikin Langit Sumsel Dramatis Merah Membara
-
Stok Beras di Palembang Disebut Aman 6 Bulan, Benarkah Harga Bisa Turun?
-
Weekend Banking BRI Hadir, Libur Panjang Maulid Nabi Tetap Bisa Akses Layanan Perbankan