Atas dasar itulah puluhan perempuan dari lintas komunitas tampil dengan aneka busana daerah seperti kebaya, baju bodo, songket, tenun, batik berikut penutup kepalanya yang serbaneka pada Minggu, 26 September 2021.
Acara ini merupakan salah satu upaya melestarikan budaya Nusantara sekaligus merayakan Hari Batik Nasional, yang diperingati tiap 2 Oktober.
Nury Sybli, penggagas acara, menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan mengajak para perempuan untuk mengenal keragaman tutup kepala yang diwariskan leluhur.
“Hampir semua daerah di Indonesia memiliki model tutup kepala dengan makna dan filosofi yang indah. Yang saya pelajari, perempuan Indonesia dulu memakai penutup kepala itu karena mau bekerja seperti pergi kebun atau mencuci pakaian, membantu masyarakat atau pergi ke pesta bahkan ke pemakaman. Jadi bukan untuk mencari pahala atau karena aturan agama tertentu,” ucap perempuan yang juga salah satu periset buku Tenunku: Warna-warna Benang Warisan Nusantara.
Baca Juga: Palembang Diguyur Hujan, Berikut Daerah di Sumsel Diprakirakan Hujan Hari Ini
Pada acara Ngopi Tengkuluk Nury memakai tenun sikka, dipadu dengan baju adat sasak dan memakai tutup kepala tengkuluk dari batik Jambi motif bungo tanjung.
“Saya hanya ingin mengenalkan mahakarya nenek moyang. Jiwa seni mereka tidak bisa diduplikasi dengan mudah. Baju lambung dari Suku Sasak, misalnya, bermakna kasih sayang pada sesama yang harus dimiliki semua orang. Batik khas Jambi motif bungo tanjung justru mengandung pesan bagi pemakainya agar menjadi pemimpin yang arif, bijaksana, pula dapat dipercaya. Demikian juga pada tenun, proses pembikinannya dilakukan dengan penuh rasa dan cinta. Ringkasnya, karya nenek moyang kita itu hebat sekali,” paparnya.
Pesan lain yang ingin disampaikan oleh acara ini adalah ajakan untuk menghargai dan merawat keragaman. “Saya mengajak seluruh perempuan di mana saja agar lebih mengenali Indonesia, tanah air yang ditakdirkan memiliki banyak keragaman, ” ujar Nury.
Jangan lupa, sambung Nury, perempuan adalah aktor utama pelestarian tradisi, di belahan bumi mana pun. “Songket, tenun, batik, kebaya, dan rupa-rupa penutup kepala dengan makna dan filosofinya itu siapa yang menciptakan? Perempaun. Maka para perempuan hendaknya menjadi penjaga tradisi itu, bukan meninggalkan,“ katanya.
Sejauh ini Nury sebagai pegiat literasi cukup khawatir pada cakrawala pengetahuan anak-anak perihal budaya ibu kandungnya.
Baca Juga: Dua Mantan Wagub Sumsel Diperiksa Kasus Korupsi Alex Noerdin
“Yang mereka lihat sehari-hari itulah yang mereka simpan dalam memorinya. Kalau mereka tidak pernah diperlihatkan tentang kebiasaan atau tradisi perempuan Indonesia seperti apa, jangan salahkan jika tradisi dan keberagaman itu akhirnya mati,” ungkap Nury, menutup perbincangan ‘’resmi” pada acara Ngopi Tengkuluk.
Berita Terkait
-
Tips Memilih Webinar Pengembangan Diri Perempuan Indonesia
-
3 Pemain Naturalisasi yang Menikah dengan Perempuan Indonesia
-
Kisah Rosita Baptiste: Dulu Tak Bisa Masuk TNI karena Bertubuh Pendek, Kini Jadi Letnan Kolonel di Militer AS
-
Indonesia Emas 2045: Kekayaan Budaya dan Sumber Daya Alam Jadi Motor Penggerak Ekonomi
-
Justin Hubner Minat Nikah dengan Perempuan Indonesia
Tag
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
Terkini
-
Debat Paslon PSU Pilkada Empat Lawang Dipindah ke Palembang, Ada Apa?
-
Viral Bupati Pali Emosi Saat Sholat Id: Air PAM Mati, Rumah Pribadi Terdampak
-
7 Alasan Lebaran di Palembang Selalu Spesial dan Penuh Keunikan
-
Drama Rendang Willie Salim Memanas: Desak Ratu Dewa Minta Maaf ke Warga
-
Dua Sultan Palembang Berbeda Sikap soal Adat Tepung Tawar untuk Willie Salim