Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 31 Agustus 2021 | 11:20 WIB
Ali Ngabalin [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Pernyataan Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Ngabalin kembali dikritik. Ia lagi-lagi mengeluarkan pernyataan yang kasar dengan menyebut Yahya Waloni sebagai sampah buangan intoleran.

Kritik kali ini disampaikan Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar dalam cuitan media sosialnya. Ia menyebut tindakan Ngabalin tidak seharusnya ditiru.

Apalagi menurut Musni, Ngabalin ialah orang terpelajar yang mestinya mengedepankan tutur kata kata yang baik dalam berbicara.

“Seorang terpelajar bicaralah yang baik, yang mencerahkan, menyadarkan dan memberi nasihat,” ujarnya Selasa, (31/8/2021). 

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Digelar, Sumsel Ajukan Tambahan Vaksin COVID-19 bagi Pelajar

Melansir terkini.id- jaringan Suara.com, ia menyarankan Yahya Waloni sudah tidak perlu dihujat. Yahya Waloni sudah ditangkap, dan akan menjalani sidang di Pengadilan Negeri.

Cuitan Musnil Umar [Twitter]

“Dr Yahya Waloni, S.Th. M.Th., juga sangat terpelajar, tidak usah dihujat, sudah diproses hukum, ikuti saja sidang di PN,” tukasnya.

Cuitan ini kemudian dikomentari netizen yang marah dan menyayangkan jika sekelas jabatan Ngabalin selalu mengutarakan kalimat kasar.

“Tuan Ngabalin bahasa dan narasi anda tidak bagus. Maklum sering bilang rakyat kelas kambing padahal yang tahu kelas kambing ya kam. Itu sendiri,” komentar netizen.

Ustadz Yahya Waloni [YouTube]

“Harusnya Pak Ngabal dengarkan kata Musni Umar,” kata akun echaasmawi.

Baca Juga: Gubernur Herman Deru Pastikan Sumsel Siap Gelar PTM

Adapula yang membantah Musni Umar dan mengatakan Yahya tidak pernah mengenyam pendidikan teologi.

“Pembohongan publik itu mas. YW tidak pernah mengenyam pendidikan teologi, dan tidak pernah jadi pendeta di organisasi gereja manapun. Anda boleh klarifikasi pada pendetanya YW dan seluruh STT di Indonesia,” kata akun KAPITANBESAR.

Load More