SuaraSumsel.id - PT. OKI Pulp di Sumatera Selatan berencana akan melakukan penambahan kapasitas pabriknya. Hal ini dinilai Walhi Sumatera Selatan akan lebih memicu konflik sosial, terutama kepemilikan lahan dan masalah lingkungan hidup.
Diungkapkan Direktur Walhi Sumatera Selatan, Hairul Sobri penambahan kapasitas produksi akan membuat perusahaan mencari lahan baru, sekaligus perlu memperketat AMDAL miliknya.
Adapun dampak lingkungan dari pabrik pulp atau bubur kertas itu, bukan hanya berimbas pada operasional pabrik itu sendiri.
"Dari hilir industru misalnya, kebutuhan lahan akan mengancam gambut dan hutan, yang selama ini mencatat sebagai sumber dari kebakaran hutan dan lahan. Resiko terbakarnya gambut akan meningkat, dengan adanya peningkatan kebutuhan bahan baku kayu dalam jumlah lahan yang besar," ujar dia, Minggu (4/6/2021).
Walhi mencatat tujuh perusahaan pemasok pabrik PT. OKI Pulp memiliki luasan lahan gambut sampai 61 persen.
"Ada resiko kebakaran yang akan meningkat seiring peningkatan kebutuhan lahan tanaman. Hal ini mendorong terjadinya deforestasi dengan mengeringnya lahan gambut di berbagai kabupaten," sambung ia.
Selain itu, menurut Walhi akan memicu adanya konflik sosial. Berdasarkan analisa Rainforest Alliance pada tahun 2015, di setiap 38 konsesi group terjadi konflik yang melibatkan banyak warga petani.
"Pada banyak kasus, masyarakat sudah mempunyai hak atas lahan selama puluhan tahun atau lebih, dan menyatakan klaim atas lahan yang telah ditanami atau akan ditanami spesies kayu pulp oleh perusahaan. Asesmen oleh Koalisi NGO pada tahun 2019 mencatatkan bahwa ada 17 konflik aktif dan 82 potensial konflik di Sumsel melibatkan lahan lebih dari 45.000 hektar,” beber Sobri.
Diketahui berdasarkan data dan dokumen AMDAL 2021, PT OKI Pulp berencana menambah kapasitas pabrik meliputi penambahan proses produksi pulp (mechanical pulp) 700.000 ton/tahun, peningkatan produksi pulp (kraft pulp) dari 2.800.000 ton/tahun menjadi 7.000.000 ton/tahun dan tissue dari 500.000 ton/tahun menjadi 2.000.000 ton/tahun.
Baca Juga: Polda Cek Stok Obat, Ini Harga Obat Ivermectin di Palembang
Selain itu, penambahan kegiatan produksi Ivory Paper 1.200.000 ton/tahun dan produksi printing/writing paper 1.200.000 ton/tahun yang berada di desa Bukit Batu dan desa Jadi Mulya Kecamtan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan
Tag
Berita Terkait
-
Polda Cek Stok Obat, Ini Harga Obat Ivermectin di Palembang
-
Berinvestasi Rp 24 Triliun, Pembangunan PLTU Sumsel 8 Capai 84 Persen
-
Selamat Tinggal Selamanya, Emmy Hafild Meninggal Dunia
-
Mantan Direktur WALHI, Emmy Hafild Meninggal Dunia Karena Cancer
-
Istri Cekcok dengan Mertua, Suami Bela Sang Ibu Pukuli Istri
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
'Capek Lihat Pejabat Ditangkap KPK', Sindiran Tere Liye Soal OTT Gubernur Riau Picu Debat Panas
-
Transformasi PETI di Tanjung Agung: Dari Lubang Tambang Menjadi Sumber Kehidupan Baru
-
Semen Baturaja Panen Penghargaan Berkat Strategi Transformasi SDM yang Visioner
-
Rayakan HUT ke 68, Bank Sumsel Babel Hadirkan 5 Transformasi Lewat Semangat Change to Accelerate
-
Na Daehoon Resmi Ajukan Cerai Talak dari Julia Prastini, Usai Isu Perselingkuhan Mengguncang