Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 18 November 2020 | 08:18 WIB
Gempa Magnitudo 6,3 di Sumbar, Selasa (17/11/2020). [Twitter/@BMKG}

Akan tetapi ia mengingatkan di Mentawai ada satu segmen lagi, yakni segmen Siberut, yang sejak gempa terakhir pada 1797 belum terjadi gempa besar sehingga perlu diwaspadai.

Ilustrasi gempa bumi. (Antara/ist)

Ia memastikan potensi gempa di segmen Siberut ini dengan kekuatan di atas 8.5, tidak ada seorang pun yg bisa memprediksi kapan keluar bahkan pakar sekali pun, kata dia.

"Kita harus selalu waspada menghadapinya dan itu yang harus dilakukan sebagai konsekuensi tinggal di daerah rawan gempa," katanya.

Lalu, potensi gempa tersebut juga tidak bisa diprediksi bagaimana cara keluarnya, apakah seperti di segmen Sipora-Pagai yang dicicil menjadi empat gempa dengan satu gempa sangat kuat dan tiga gempa kuat.

Baca Juga: Jelang 9 Desember, 5.447 TPS di Sumsel Bersiap Patuhi Protokol Kesehatan

"Kalau satu gempa utama tunggal, maka kekuatannya bisa di atas 8.5. Kalau empat, maka paling tinggi 8,4 atau 8,3. Kalau dipecah sepuluh, tentu lebih kecil dari itu. Kalau dipecah menjadi sejuta gempa tentu tidak ada yang merusak yang timbul. Hanya kecil-kecil saja dan Allah punya kuasa," katanya.

Ia berpesan kita hanya bisa berikhtiar untuk mengurangi risiko dengan melakukan mitigasi ditambah doa.

Sebelumnya Selasa, 17 November 2020 pukul 08.44 WIB wilayah Kepulauan Mentawai Sumatera Barat diguncang gempa tektonik. Analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter awal dengan magnitudo 6,3 yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,0.

Sumber : Suara.com

Baca Juga: Tahun 2020, Ekspor Komoditas Kelapa Sumsel Naik 21,04 Persen

Load More