Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 25 Oktober 2020 | 15:57 WIB
Calon penonton bioskop XXI di OPI Mal Palembang bersiap masuk dengan scan QR Code berisi data identitas guna penelusuran kontak, Sabtu (24/10). [Fornews.co/ist]

SuaraSumsel.id - Dibukanya kembali bioskop di Palembang saat Pandemi Covid-19 sejak Sabtu (24/10/2020) menyisakan kekhawatiran ahli epidemiologi. Lantarn, aktivitas menonton yang berlangsung di dalam ruangan selama dua jam berpotensi menjadikan bioskop sebagai tempat penularan baru Virus Corona.

Epidemiolog dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Iche Adriana Liberty mengatakan, semakin lama berada di dalam situasi yang berpotensi terpapar tentu semakin besar risiko penularan.

“Saya sebagai epidemiolog merasa sangat khawatir, apalagi ketika segala tata aturan dan protokol kesehatan tidak benar-benar ketat dijalankan,” katanya seperti dilansir Fornews.co-jaringan Suara.com pada Minggu (25/10).

Karena itu, dia merekomendasikan agar pembukaan bioskop memang telah mendapat rekomendasi dari Satgas setempat. Sebab menurutnya, secara kasus (case by case) tentu berbeda di setiap daerah.

Baca Juga: Covid-19 Masih Tinggi, Pemko Pekanbaru Belum Izinkan Bioskop Buka

“Ini butuh telaah terlebih dahulu,” ungkapnya.

Selain itu pada rekomendasi kedua, dia mengemukakan tata aturan yang mendukung terlaksananya protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat.

Menurutnya, pengelola harus jujur dan jeli ketika memang ada pengunjung yang tidak dalam kondisi sehat atau tidak taat prokes ataupun tidak dalam rentang usia yang diperbolehkan.

“Pastikan kapasitas penonton maksimal sesuai dengan rekomendasi satgas,” tegas Iche.

Selain itu, ia meminta agar tidak ada transaksi tunai, makan dan minum, serta berpindah tempat duduk. Pun dia juga menegaskan, perlu diperhatikan saat selesai menonton atau ke toilet yang biasanya berkerumun.

Baca Juga: Bioskop di Palembang Telah Dibuka, Berikut Daftar Film yang Diputar

Standarisasi kebersihan bioskop sirkulasi udara dan disinfeksi oleh pengelola, terkait alat dan bahan yang digunakan, mesti dijalankan.

“Untuk masyarakat, semoga lebih bijak lagi. Pandemi belum berakhir. Meski berada pada rentang usia produktif yang diperbolehkan menonton. Ingat mungkin ada orangtua atau keluarga yang harus dilindungi di rumah. Jangan sampai kita membawa virus ke rumah,” katanya.

Sebab menurutnya, aktivitas ke bioskop banyak rentetannya. Tidak hanya bertemu dengan sesama penonton tapi juga tentu dengan pengunjung mal lainnya. Ketika pulang, masyarakat perlu memastikan dapat melindungi keluarga di rumah.

“Untuk manajemen mal, mohon ada patroli dari petugas. Jangan hanya di bagian depan screening-nya ketat. Jangan sampai di dalam mal longgar protokol kesehatan,” tambahnya.

Dalam pantauan hari pertama, pihak bioskop cukup ketat dengan scan QR agar pengunjung isi form identitas guna penelusuran kontak.

Upaya ini dinilai Iche sangat membantu. Sebab, pendataan NIK dan nomor ponsel sangat perlu untuk mengantisipasi jika muncul kasus baru akan membantu petugas melakukan penelurusan kontak.

“Harusnya tidak hanya bioskop yang memberlakukan itu. Tapi restoran atau kafe yang notabenenya tempat nongkrong dengan durasi lama dan sulit jaga jarak juga perlu lakukan hal serupa,” katanya.

Marcomm OPI Mal Wendy Ansa mengatakan, pihaknya menjamin, protokol kesehatan COVID-19 akan diterapkan secara ketat di bioskop dan tenant-tenant mal lainnya.

“Pihak bioskop XXI menyiapkan aturan ‘customer journey’ mulai dari pengecekan suhu tubuh di pintu masuk, mewajibkan penggunaan masker, scan QR Code bagi calon penonton guna penelusuran kontak, imbauan untuk transaksi tiket non tunai, hingga pengaturan kursi di dalam studio,” jelasnya.

Load More